Jumat, 21 November 2025


Hal ini seperti yang dirasakan pengrajin pisau di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo, Syahri Badlowi, Senin (13/1/2020). Ia mengaku, permintaan pisau dapur buatannya mencapai 50 persen.

"Dampak cuaca dan banjir di beberapa wilayah belakangan ini permintaan pisau menurun hingga 50 persen," jelasnya.

Ia mengatakan, hampir seluruh UMKM di desanya mengeluh karena permintaan menurun. Akibatnya banyak pengrajin yang tidak bekerja karena minimnya permintaan. Padahal, biasanya permintaan pisau setiap bulannya mencapai puluhan ribu.

"Awal tahun ini kami merugi banyak. Pesanan yang biasanya berasal dari Jakarta, Surakarta hingga Kalimantan mandek semua lantaran cuaca yang tak menentu dan banjir," ungkapnya.

Tak jarang, lanjut dia, para pengepol melakukan peran. Ia mencontohkan jika ada pengrajin setor ke pengepul, mereka selalu bilang masih banyak barang di gudang. Akibatnya harga pisau jauh lebih rendah dari harga pasar.
Tak jarang, lanjut dia, para pengepol melakukan peran. Ia mencontohkan jika ada pengrajin setor ke pengepul, mereka selalu bilang masih banyak barang di gudang. Akibatnya harga pisau jauh lebih rendah dari harga pasar."Kalau dijual ke pengepul hanya Rp 18 ribu, padahal di pasar harganya bisa Rp 20 ribu," ungkapnya.Oleh karena itu, diharapkan permintaan pisau dapur kembali normal. "Harapannya permintaan pisau dapur kembali normal lagi," tandasnya. Reporter: Dian Utoro AjiEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler