Jumat, 21 November 2025


Kepala Desa Krikilan Sukirno mengatakan, pihaknya berharap nantinya ada informasi lebih gamblang dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting II selaku operator pengeboran. "Kita saat ini memang masih menunggu hasil dari pengeboran itu. Sebab, saat ini kan memang masih dalam pengujian hasil pengeboran tersebut," kata Kirno.

Katanya, pengujian tersebut dilakukan dengan cara uji sumur (well test) yang dengan sistem drill stem. Tes itu untuk menguji kandungan lapisan batuan atau formasi, yang tujuannya untuk mengetahui potensi fluida (gas,minyak,air).

"Pengujiannya memang seperti halnya dibakar semacam itu. Sebab nantinya bisa mengetahui kandungan yang ada di lapaisan bawah. Pengujian seperti itu juga bukan serta merta dilakukan setiap hari. Namun pada saat tertentu saja. Ketika menjelang waktu magrib atau petang, apinya juga bisa dimatikan,” ungkapnya.

Menurutnya, pada saat melakukan uji coba tersebut, terkadang terdengar keras suaranya, seperti gemuruh angin yang cukup kencang. Tak jarang warga juga ada yang kaget dan mengira ada kejadian apa. “Kemarin pada saat kedalaman 800 meter, kandungan gas agak besar. Tapi untuk kedalaman paling dasar 1.500 meter, kandungannya justru kecil. Kepastiannya seperti apa, termasuk kuat bertahan berapa tahun, kita juga masih menunggu hasil itu," ucapnya.
Perlu diketahui, pengeboran Migas di Desa Krikilan awalnya dijadwalkan pada 15 November 2016. Namun pada tanggal tersebut Kecamatan Sumber mengalami banjir, sehingga pengeborannya di undur tanggal 21 November hingga 19 Desember 2016. "Yang jelas saya sih berharap keberadaan sumur Migas di desa ini bisa mendatangkan manfaat untuk masyarakat secara luas," harapnya.Sebelumnya, Abdul Muthalib Masdar selaku General Manajer Pertamina Hulu Energi Randugunting II mengatakan, bahwa jika mengacu data hasil survei terdahulu, kandungan gas di sumur Krikilan tergolong kecil."Terkait hasil pengeboran sekarang, belum muncul angka hasil pengujian. Kini kami tengah menyiapkan dua skema. Antara tetap melakukan pengembangan dengan sistem produksi 1 titik atau dihentikan secara keseluruhan. Semua tinggal keputusan pemerintah," tambahnya.Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar

Terpopuler