Manfaatkan Liburan Sekolah, Bocah SD Ini Pilih Jualan Pepes Rajungan di Kawasan Wisata Hutan Mangrove
Edy Sutriyono
Kamis, 29 Desember 2016 11:00:38
Bocah yang kini duduk di bangku kelas 2 SD Tireman, Rembang ini, justru memanfaatkan waktu liburan sekolah dengan berjualan pepes rajungan di kawasan wisata hutan mangrove yang berada di Dukuh Kaliuntu, Desa Pasarbanggi, Rembang.
Dengan berbekal tas belanja, wadah rajungan, serta kantong plastik, ia berkeliling hutan mangrove untuk menawarkan pepes rajungan yang dibikin orang tuanya kepada wisatawan. Pepes rajungan yang ia jual ditawarkan kepada wisatawan dengan harga Rp 3 ribu per bijinya.
Dalam sehari, dirinya bisa menjual pepes rajungan sebanyak 40 biji. “Pernah juga dalam sehari hanya laku 5 biji saja. Tapi nggak papa, kan namanya juga jualan, kadang ramai, dan bisa juga nggak nggak ada yang beli,” ujarnya.
Bagi Silviana, liburan sekolah menjadi sesuatu yang menyenangkan, karena bisa menghasilkan uang dengan berjualan. Sehingga, uang yang didapatkannya tersebut bisa untuk menambah uang saku dan sebagian ditabungnya.
“Sejak awal liburan sekolah lalu, saya sudah berjualan di sini. Selain libur sekolah tahun ini, saya juga sering jualan pada saat hari libur lainnya. Yang penting suasana ramai. Sehingga bisa nambah uang saku dan bisa ditabung," kata Silviana.Untuk menjual pepes rajungan, ia biasanya sudah datang ke kawasan wisata hutan mangrove tersebut sejak 07.00 WIB hingga tengah hari. Ada kalanya, ia juga ditemani oleh beberapa teman sepermainannya untuk menjual pepes tersebut."Terkadang juga iseng iseng dibantu teman saya. Bila mereka membantu ya saya kasih uang Rp 10 ribu untuk 2 orang. Namun biasanya saya sering sendirian sambil duduk atau berkeliling jembatan merah ini," ungkapnya.Ia katakan, ibunya di rumah juga membuka warung kecil-kecilan di rumah. Sedangkan ayahnya bekerja sebagai buruh. “Sebenarnya kadang pingin juga seperti anak-anak lain yang liburan bisa wisata kemana gitu. Tapi kami kan pas-pasan juga, jadi mending bantu-bantu jualan. Selain dapat uang untuk ditabung, bisa juga sambil main ke tempat yang banyak dikunjungi orang ini,” katanya.
Editor : Kholistiono
Murianews,Rembang – Liburan sekolah, bagi kebanyakan anak-anak dimanfaatkan untuk berlibur bersama keluarga ataupun menghabiskan waktu dengan bermain dengan teman-temannya. Namun, sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Silviana Eka Rahmadani (8).
Bocah yang kini duduk di bangku kelas 2 SD Tireman, Rembang ini, justru memanfaatkan waktu liburan sekolah dengan berjualan pepes rajungan di kawasan wisata hutan mangrove yang berada di Dukuh Kaliuntu, Desa Pasarbanggi, Rembang.
Dengan berbekal tas belanja, wadah rajungan, serta kantong plastik, ia berkeliling hutan mangrove untuk menawarkan pepes rajungan yang dibikin orang tuanya kepada wisatawan. Pepes rajungan yang ia jual ditawarkan kepada wisatawan dengan harga Rp 3 ribu per bijinya.
Dalam sehari, dirinya bisa menjual pepes rajungan sebanyak 40 biji. “Pernah juga dalam sehari hanya laku 5 biji saja. Tapi nggak papa, kan namanya juga jualan, kadang ramai, dan bisa juga nggak nggak ada yang beli,” ujarnya.
Bagi Silviana, liburan sekolah menjadi sesuatu yang menyenangkan, karena bisa menghasilkan uang dengan berjualan. Sehingga, uang yang didapatkannya tersebut bisa untuk menambah uang saku dan sebagian ditabungnya.
“Sejak awal liburan sekolah lalu, saya sudah berjualan di sini. Selain libur sekolah tahun ini, saya juga sering jualan pada saat hari libur lainnya. Yang penting suasana ramai. Sehingga bisa nambah uang saku dan bisa ditabung," kata Silviana.
Untuk menjual pepes rajungan, ia biasanya sudah datang ke kawasan wisata hutan mangrove tersebut sejak 07.00 WIB hingga tengah hari. Ada kalanya, ia juga ditemani oleh beberapa teman sepermainannya untuk menjual pepes tersebut.
"Terkadang juga iseng iseng dibantu teman saya. Bila mereka membantu ya saya kasih uang Rp 10 ribu untuk 2 orang. Namun biasanya saya sering sendirian sambil duduk atau berkeliling jembatan merah ini," ungkapnya.
Ia katakan, ibunya di rumah juga membuka warung kecil-kecilan di rumah. Sedangkan ayahnya bekerja sebagai buruh. “Sebenarnya kadang pingin juga seperti anak-anak lain yang liburan bisa wisata kemana gitu. Tapi kami kan pas-pasan juga, jadi mending bantu-bantu jualan. Selain dapat uang untuk ditabung, bisa juga sambil main ke tempat yang banyak dikunjungi orang ini,” katanya.
Editor : Kholistiono