Tarif Titip Sepeda Motor di Mal Kudus Mahal, Pria Ini Demo Seorang Diri
Edy Sutriyono
Sabtu, 2 Juli 2016 13:11:45
Yaitu, dengan menggunakan papan bertuliskan Tempat Menuangkan Pikiran Gundah Gulana ditujukan untuk Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kudus, di alun-alun setempat, Sabtu (2/7/2016).
Budi mengungkapkan alasan aksinya. Dia kecewa lantaran tarif penitipan sepeda motor di mal seperti Ramayana Kudus dan depan Matahari Kudus mahal. Yaitu sebesar Rp 5 ribu per sepeda motor.
"Kalau parkir itu harus ada karcisnya. Lha ini malah hanya keplek saja. Itu kan bukan parkir. Toh yang dibuat penitipan itu juga tanah pemerintah," katanya.
Dia menilai, tarif parkir terlalu mahal. Apalagi, orang yang menanganinya bukan dinas, tapi preman. "Ini kan negara, masak kalah dengna preman.Padahal dishub itu ya bisa, pintar hukum. Tapi kok tidak bersedia menindaknya? Saya seperti ini karena ingin mewakili warga yang tak berani bersuara,"ujarnya.Diketahui, dirinya berinisiatif aksi dengan membawakan papan tersebut. Lantaran pada Jumat (1/7/2017) malam sempat mengecek langsung sembari mengajak anaknya jalan-jalan ke beberapa mal.Dia membuktikan sendiri jika apa yang dikeluhkannya benar terjadi. “Masak hanya ingin melihat lihat ke mal saja ditarik penitipan sepeda motor Rp 5 ribu. Padahal saya juga tidak belanja. Pemerintah kok membisu?,” tegasnya.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Kudus - Budi Cahyanto (41) warga Prambatan Lor, Kaliwungu, Kudus, meluapkan kekecewaannya.
Yaitu, dengan menggunakan papan bertuliskan Tempat Menuangkan Pikiran Gundah Gulana ditujukan untuk Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kudus, di alun-alun setempat, Sabtu (2/7/2016).
Budi mengungkapkan alasan aksinya. Dia kecewa lantaran tarif penitipan sepeda motor di mal seperti Ramayana Kudus dan depan Matahari Kudus mahal. Yaitu sebesar Rp 5 ribu per sepeda motor.
"Kalau parkir itu harus ada karcisnya. Lha ini malah hanya keplek saja. Itu kan bukan parkir. Toh yang dibuat penitipan itu juga tanah pemerintah," katanya.
Dia menilai, tarif parkir terlalu mahal. Apalagi, orang yang menanganinya bukan dinas, tapi preman. "Ini kan negara, masak kalah dengna preman.Padahal dishub itu ya bisa, pintar hukum. Tapi kok tidak bersedia menindaknya? Saya seperti ini karena ingin mewakili warga yang tak berani bersuara,"ujarnya.
Diketahui, dirinya berinisiatif aksi dengan membawakan papan tersebut. Lantaran pada Jumat (1/7/2017) malam sempat mengecek langsung sembari mengajak anaknya jalan-jalan ke beberapa mal.
Dia membuktikan sendiri jika apa yang dikeluhkannya benar terjadi. “Masak hanya ingin melihat lihat ke mal saja ditarik penitipan sepeda motor Rp 5 ribu. Padahal saya juga tidak belanja. Pemerintah kok membisu?,” tegasnya.
Editor : Akrom Hazami