Rabu, 19 November 2025

Bahkan ada cerita, jika turin dari mancanegara tidak hanya sekadar ingin mengoleksi batik Lasem yang baru diproduksi, namun, ada beberapa bule yang sengaja mengoleksi batik-batik bekas yang pernah dipakai orang tua.


Jamiatun (50) pembuat batik tulis dari Desa Selopuro, Lasem mengaku pernah didatangi bule asal Belanda untuk membeli batik. “Dulu banyak turis yang datang kemari. Saya kira mau beli batik yang baru, nggak tahunya malah cari batik bekas yang pernah dipakai orang tua,” ujarnya.


Katanya, beberapa warga dari mancanegara tersebut memiliki keyakinan, jika batik yang pernah dipakai orang tua memiliki khasiat, yakni bisa menangkal penyakit. Tak hanya itu, batik bekas disebut memiliki nilai seni yang tinggi.


“Kemudian ya saya carikan ke rumah-rumah warga yang punya batik bekas dan mau dijual. Saya keliling kampung untuk mencari batik bekas ini, karena memang bule tersebut butuhnya banyak, lebih dari 50 buah,” ujarnya.


“Kemudian ya saya carikan ke rumah-rumah warga yang punya batik bekas dan mau dijual. Saya keliling kampung untuk mencari batik bekas ini, karena memang bule tersebut butuhnya banyak, lebih dari 50 buah,” ujarnya.

Menurutnya, untuk harga batik  bekas ketika itu, sekitar tahun 1995 sekitar Rp 250 ribu per buahnya. “Kalau untuk sekarang ini ya mungking harganya mencapai Rp 1,5 juta per buahnya,” pungkasnya.

Editor : Kholistiono

 

Baca Juga

Komentar