Jumat, 21 November 2025


Abdillah, salah satu anggota paguyuban becak mengatakan dia beserta ratusan temannya menolak keras kebijakan pelarangan becak dari area wisata Menara Kudus tersebut.

Dia juga mengungkapkan soal kabar jika becak kemungkinan hanya bekerja malam hari.  Yang dibagi dengan kalender genap dan ganjil. Pihaknya menolak lantaran dianggap memangkas penghasilan sebagai jasa angkutan peziarah Sunan Kudus.

"Apakah kalian mau jika gaji kalian dipangkas sebagian? Kami menolak dengan adanya kebijakan tersebut," imbuhnya.

Dia juga mengeluhkan soal lamanya lampu traffic yang ada di perempatan Jember. Bagi dia itu terlalu lama dan seharusnya dapat disesuaikan dengan kepadatan lalu lintas. Tidak seperti sekarang yang dianggap lampu merah terlalu lama dan hijau sangat singkat.
Ulung Suharto, Ketua Paguyuban Ojek Bakalan Krapyak mengatakan, kemacetan yang banyak muncul di daerah kawasan Menara diakui karena keberadaan ojek, becak dan angkutan lainnya. Namun itu bukanlah tanpa alasan, lantaran pihaknya menilai petugas tidak tegas dalam bertindak."Kami meminta daerah Menara ke utara dapat dikosongkan. Dengan demikian kami dapat melalui jalan tersebut saat kembali ke Krapyak. Dan itu tidak akan membuat macet di kawasan Jember," katanya di hadapan pimpinan dewan.Selain itu, dia juga mengungkapkan kalau petugas tidak selalu siaga di titik macet. Seperti perempatan Jember misalnya, yang membuat para anggota paguyuban menjadi tak sungkan saat melanggar lalu lintas.Editor : Akrom Hazami

Baca Juga

Komentar

Terpopuler