Ratusan Warga Unjuk Rasa di Waduk Logung Kudus
Faisol Hadi
Jumat, 23 Desember 2016 10:10:14
Syaikhul Adib, koordinator aksi dalam orasinya menyampaikan, jika kedatangan dan aksi warga tersebut hanya untuk satu tujuan, yakni menghentikan pembangunan Logung hingga kasus tanah yang saat ini sudah ada di Mahkamah Agung (MA) selesai. Jika tidak, maka warga akan tetap menggelar aksi.
"Soal tanah ini kan, kasus hukumnya masih dalam proses, dan ini pakai uang Negara, jadi tolong hargai proses yang berlaku. Jangan seenaknya seperti ini," katanya saat orasi.
Menurutnya, kekhawatiran yang dirasakan masih sama, yakni tidak mendapatkan mata pencaharian jika proyek tersebut tidak dihentikan. Mereka saat ini masih berharap gugatan yang dilayangkan ke MA bisa terkabul, dan proses tersebut diharapkan dihormati oleh pihak terkait.
"Kami meminta untuk perwakilan datang ke sini untuk menjelaskan. Kami sudah datang kesini,
monggo juga perwakilan warga kalau mau bicara," ucapnya.Mereka meminta pelaksana proyek Bendung Logung menghentikan pengerjaan di lahan yang masih dalam proses konsinyasi, termasuk di antaranya adalah tanah yang diklaim masih hak milik Jamasri yang dianggap menyalahi aturan."Kami makan apa? Kalau tanah kami diambil, anak putu mengko kepiye? (Anak cucu nanti gimana?)," celoteh seorang demonstran.
Editor : Kholistiono
Murianews, Kudus – Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Korban Embung Logung (Forkoma Kembung), menggelar aksi unjuk rasa di area Waduk Logung di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Jumat (23/12/2016). Warga melakukan aksi jalan kaki dari Selalang.
Syaikhul Adib, koordinator aksi dalam orasinya menyampaikan, jika kedatangan dan aksi warga tersebut hanya untuk satu tujuan, yakni menghentikan pembangunan Logung hingga kasus tanah yang saat ini sudah ada di Mahkamah Agung (MA) selesai. Jika tidak, maka warga akan tetap menggelar aksi.
"Soal tanah ini kan, kasus hukumnya masih dalam proses, dan ini pakai uang Negara, jadi tolong hargai proses yang berlaku. Jangan seenaknya seperti ini," katanya saat orasi.
Menurutnya, kekhawatiran yang dirasakan masih sama, yakni tidak mendapatkan mata pencaharian jika proyek tersebut tidak dihentikan. Mereka saat ini masih berharap gugatan yang dilayangkan ke MA bisa terkabul, dan proses tersebut diharapkan dihormati oleh pihak terkait.
"Kami meminta untuk perwakilan datang ke sini untuk menjelaskan. Kami sudah datang kesini, monggo juga perwakilan warga kalau mau bicara," ucapnya.
Mereka meminta pelaksana proyek Bendung Logung menghentikan pengerjaan di lahan yang masih dalam proses konsinyasi, termasuk di antaranya adalah tanah yang diklaim masih hak milik Jamasri yang dianggap menyalahi aturan.
"Kami makan apa? Kalau tanah kami diambil, anak putu mengko kepiye? (Anak cucu nanti gimana?)," celoteh seorang demonstran.
Editor : Kholistiono