2 Spot Selfie yang sedang Ngehits di Desa Jurang Kudus
Faisol Hadi
Rabu, 4 Januari 2017 13:00:33
Jembatan gantung dengan kayu yang lapuk, menurut mereka, justru menambah kesan antik. Lokasi yang berada di area persawahan juga menambah kesan segar dan nyaman dinikmati.
Anisa, seorang pengunjung yang datang bersama temannya mengatakan, lokasi jembatan lapuk Karanggayam tengah populer sekarang. Hanya banyak yang tak tahu untuk mencapai lokasi jembatan. Sebab harus melalui jalan setapak.
"Untuk sampai di lokasi harus tanya dulu kepada warga. Itupun harus dilakukan selama beberapa kali sebelum akhirnya dapat menemukannya," katanya kepada MuriaNewsCom, Rabu (04/01/2016).
Jembatan setapak serta diselimuti hijau tumbuhan. Ditambah dengan pemandangan di sekitar yang menawan, mendukung aktivitas ber-
selfie. Tinggi jembatan sekitar 15 meter dari permukaan sungai Gelis.
Pengunjung yang hendak melintas hanya untuk berfoto harus hati-hati karena tingginya jembatan tersebut.
Jono, warga yang berada di lokasi mengaku sering ke lokasi itu mengatakan, jika jembatan itu diperkuat atau dibenahi, tentu akan lebih baik lagi. "Kalau dibenahi dan diperkuat tentu akan lebih baik. Jembatan ini sekarang kalau dibuat lewat saja sudah goyang goyang. Karena sudah tua," jelasnya.
Ulil, warga setempat juga mengungkapkan kalau Jembatan sebenarnya dibangun sudah sangat lama. Jembatan tersebut digunakan petani untuk ke sawah dan membawa hasil tanam dengan berjalan kaki.
"Sawah di sini terbagi dalam dua lokasi. Untuk itulah ada jembatan yang dapat digunakan untuk menyeberang dan bercocok tanam," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, meski sejumlah kayu penopang lapuk, tapi jembatan masih kuat dilalui. Sebab pada kedua sisi terdapat tali besi, yang sangat kuat mengikat jembatan.
Namun, pengunjung yang hendak melintas juga harus hati-hati. Selain medan yang licin dan setapak. Lokasi sekitar juga tertutup rimbunnya tanaman. Lokasi jembatan juga terbilang tersembunyi, sehingga disarankan untuk bertanya kepada masyarakat setempat.Tempat selfie yang juga tengah ngehits di dukuh yang sama, adalah bendungan. Lokasinya lebih mudah dijangkau. Bahkan lokasi yang dekat perkampungan, mampu ditempuh dengan cukup mudah dengan menggunakan sepeda motor.[caption id="attachment_104697" align="aligncenter" width="565"]

Warga berada di jembatan lapuk di Dukuh Karanggayam, Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kudus. (MuriaNewsCom/Faisol Hadi)[/caption] Hampir tiap hari lokasi bendungan didatangi warga. Tidak heran jika daerah itu menjadi ramai dan banyak dikunjungi. Perbincangan satu mulut ke mulut lainnya juga semakin membuat bendungan santer menjadi buah bibir.Pemandangan indah bendung Karanggayam juga dikenal warga dari luar kecamatan. Seperti diungkapkan Miftah, warga Kaliwungu yang beberapa kali sempat mengunjungi lokasi."Lokasinya indah dan sejuk. Mungkin itu juga yang membuat saya bersedia datang kesana untuk membuktikan lokasi yang banyak diperbincangkan itu," ungkapnya.Dirinya kali pertama datang ke lokasi bendungan saat pertengahan 2016 lalu. Dia datang karena ajakan temanya untuk memotret pemandangan
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Kudus - Sebuah jembatan yang berada di tengah area persawahan, di Dukuh Karanggayam, Desa Jurang, Gebog, Kudus, kondisinya lapuk. Namun bukannya dihindari, jembatan tersebut malahan jadi lokasi yang paling dicari warga, khususnya para pelaku swafoto alias foto
selfie.
Jembatan gantung dengan kayu yang lapuk, menurut mereka, justru menambah kesan antik. Lokasi yang berada di area persawahan juga menambah kesan segar dan nyaman dinikmati.
Anisa, seorang pengunjung yang datang bersama temannya mengatakan, lokasi jembatan lapuk Karanggayam tengah populer sekarang. Hanya banyak yang tak tahu untuk mencapai lokasi jembatan. Sebab harus melalui jalan setapak.
"Untuk sampai di lokasi harus tanya dulu kepada warga. Itupun harus dilakukan selama beberapa kali sebelum akhirnya dapat menemukannya," katanya kepada MuriaNewsCom, Rabu (04/01/2016).
Jembatan setapak serta diselimuti hijau tumbuhan. Ditambah dengan pemandangan di sekitar yang menawan, mendukung aktivitas ber-
selfie. Tinggi jembatan sekitar 15 meter dari permukaan sungai Gelis.
Pengunjung yang hendak melintas hanya untuk berfoto harus hati-hati karena tingginya jembatan tersebut.
Jono, warga yang berada di lokasi mengaku sering ke lokasi itu mengatakan, jika jembatan itu diperkuat atau dibenahi, tentu akan lebih baik lagi. "Kalau dibenahi dan diperkuat tentu akan lebih baik. Jembatan ini sekarang kalau dibuat lewat saja sudah goyang goyang. Karena sudah tua," jelasnya.
Ulil, warga setempat juga mengungkapkan kalau Jembatan sebenarnya dibangun sudah sangat lama. Jembatan tersebut digunakan petani untuk ke sawah dan membawa hasil tanam dengan berjalan kaki.
"Sawah di sini terbagi dalam dua lokasi. Untuk itulah ada jembatan yang dapat digunakan untuk menyeberang dan bercocok tanam," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, meski sejumlah kayu penopang lapuk, tapi jembatan masih kuat dilalui. Sebab pada kedua sisi terdapat tali besi, yang sangat kuat mengikat jembatan.
Namun, pengunjung yang hendak melintas juga harus hati-hati. Selain medan yang licin dan setapak. Lokasi sekitar juga tertutup rimbunnya tanaman. Lokasi jembatan juga terbilang tersembunyi, sehingga disarankan untuk bertanya kepada masyarakat setempat.
Tempat selfie yang juga tengah ngehits di dukuh yang sama, adalah bendungan. Lokasinya lebih mudah dijangkau. Bahkan lokasi yang dekat perkampungan, mampu ditempuh dengan cukup mudah dengan menggunakan sepeda motor.
[caption id="attachment_104697" align="aligncenter" width="565"]

Warga berada di jembatan lapuk di Dukuh Karanggayam, Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kudus. (MuriaNewsCom/Faisol Hadi)[/caption]
Hampir tiap hari lokasi bendungan didatangi warga. Tidak heran jika daerah itu menjadi ramai dan banyak dikunjungi. Perbincangan satu mulut ke mulut lainnya juga semakin membuat bendungan santer menjadi buah bibir.
Pemandangan indah bendung Karanggayam juga dikenal warga dari luar kecamatan. Seperti diungkapkan Miftah, warga Kaliwungu yang beberapa kali sempat mengunjungi lokasi.
"Lokasinya indah dan sejuk. Mungkin itu juga yang membuat saya bersedia datang kesana untuk membuktikan lokasi yang banyak diperbincangkan itu," ungkapnya.
Dirinya kali pertama datang ke lokasi bendungan saat pertengahan 2016 lalu. Dia datang karena ajakan temanya untuk memotret pemandangan
Editor : Akrom Hazami