Pascabanjir, Waduk Wilalung Penuh Sampah
Faisol Hadi
Kamis, 26 Januari 2017 07:00:23
Kepala Balai Pekerja Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Serang Lusi Juwana Provinsi Jateng Rahman Wahyu Adi Kartika mengatakan, pada Bendung Wilalung memang kerap dijumpai sampah. Bahkan tumpukan sampah mencapai beberapa meter dan tak tenggelam meski diinjak warga.
"Sampah tersebut merupakan sampah kiriman. Jadi, seperti sungai dari arah Purwodadi yang juga penyumbang debet air juga membawa sampah dengan jumlah yang banyak," katanya kepada MuriaNewsCom.
Menurutnya, berbagai jenis sampah yang menumpuk berasal dari sejumlah sampah. Seperti halnya sampah perumahan, dapur, hingga sampah pelepah pisang yang menumpuk pada sejumlah pintu air Wilalung
Dia menyebutkan, sampah menumpuk seperti pada saat sekarang ini. Kondisi tersebut merupakan pemandangan tiap kali usai banjir. "Kemarin debetnya mencapai 800 kubik lebih pada puncaknya malam hari. Namun kini sudah berangsur turun dengan hanya kisaran 300an saja," ungkap dia.
Saat air surut, sejumlah sampah yang terseret arus menuju ke hilir. Namun sampah itu juga yang menyebabkan keluhan dari masyarakat di dataran rendah. Menangani sampah pada sungai membutuhkan kerja sama semua pihak. Tak terkecuali kerja sama dengan masyarakat umum, dan juga aktifis pencinta lingkungan khususnyapecinta sungai."Kami merencanakan akan melakukan koordinasi dengan para pecinta sungai. Hal itu guna membantu kami untuk penyadaran masyarakat supaya berhenti membuang sampah di sungai karena bisa menjadi penyebab banjir," katanya yang baru dua pekan menjabat kepala balai.Penjaga bendungan Wilalung Noor Ali mengatakan, tiap kali sampah meninggi tinggi, petugas biasanya mengambilnya. Sebab dengan sampah yang berkurang, maka aliran airnya juga semakin lancar.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Kudus - Waduk Wilalung yang berada di Kecamatan Undaan, Kudus, dipenuhi sampah pascabanjir. Sampah yang menumpuk dari arus banjir yang berasal dari sejumlah tempat.
Kepala Balai Pekerja Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Serang Lusi Juwana Provinsi Jateng Rahman Wahyu Adi Kartika mengatakan, pada Bendung Wilalung memang kerap dijumpai sampah. Bahkan tumpukan sampah mencapai beberapa meter dan tak tenggelam meski diinjak warga.
"Sampah tersebut merupakan sampah kiriman. Jadi, seperti sungai dari arah Purwodadi yang juga penyumbang debet air juga membawa sampah dengan jumlah yang banyak," katanya kepada MuriaNewsCom.
Menurutnya, berbagai jenis sampah yang menumpuk berasal dari sejumlah sampah. Seperti halnya sampah perumahan, dapur, hingga sampah pelepah pisang yang menumpuk pada sejumlah pintu air Wilalung
Dia menyebutkan, sampah menumpuk seperti pada saat sekarang ini. Kondisi tersebut merupakan pemandangan tiap kali usai banjir. "Kemarin debetnya mencapai 800 kubik lebih pada puncaknya malam hari. Namun kini sudah berangsur turun dengan hanya kisaran 300an saja," ungkap dia.
Saat air surut, sejumlah sampah yang terseret arus menuju ke hilir. Namun sampah itu juga yang menyebabkan keluhan dari masyarakat di dataran rendah. Menangani sampah pada sungai membutuhkan kerja sama semua pihak. Tak terkecuali kerja sama dengan masyarakat umum, dan juga aktifis pencinta lingkungan khususnya
pecinta sungai.
"Kami merencanakan akan melakukan koordinasi dengan para pecinta sungai. Hal itu guna membantu kami untuk penyadaran masyarakat supaya berhenti membuang sampah di sungai karena bisa menjadi penyebab banjir," katanya yang baru dua pekan menjabat kepala balai.
Penjaga bendungan Wilalung Noor Ali mengatakan, tiap kali sampah meninggi tinggi, petugas biasanya mengambilnya. Sebab dengan sampah yang berkurang, maka aliran airnya juga semakin lancar.
Editor : Akrom Hazami