Apalagi, kata dia, sekolah memang tidak punya lapangan yang layak. Saat musim hujan, lapangan yang ada seperti kolam. Penuh air dan licin.
Ida Fariana, salah satu wali murid SD 2 Jepang mengatakan hal yang sama. Dia tak keberataan jika harus membayar Rp 50 ribu untuk kebutuhan sekolah. Untuk itu uang yang sudah terbayar juga tak akan diambilnya.
Sukmo Aning Lestari, Kepala SD 5 Jepang mengaku, sekolah memang meminta iuran Rp 50 ribu kepada wali murid. Uang tersebut digunakan untuk pembangunan lapangan voli bersama di halaman SD 2 Jepang, SD 4 Jepang, dan SD 5 Jepang, serta digunakan untuk tasyakuran kenaikan kelas."Kami memang tak meminta biaya dari pemerintah akan hal itu. Karena kami hanya membutuhkan Rp 25 jutaan. Jadi dengan iuran saja sudah cukup. Kecuali kalau jumlahnya sampai ratusan juta," ungkap dia.
Murianews, Kudus - Sejumlah wali murid SD 2 Jepang, SD 4 Jepang, dan SD 5 Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus, mengaku tak keberatan memberikan uang iuran Rp 50 ribu ke sekolah. Seperti diungkap Ririn Kusumawati (24) wali murid dari salah satu siswa SD 5 Jepang menuturkan, dirinya senang bisa membantu sekolah."Kecuali kalau jumlahnya sampai Rp 200 Ribu, maka bisa keberatan. Namun ini hanya Rp 50 ribu saja sehingga masih terjangkau. Jadi tak masalah," kata Ririn kepada MuriaNewsCom di sekolah itu, Kamis (6/7/2017).
Baca juga :
Surat Iuran di SD Kudus Bikin Disdikpora Penasaran
Apalagi, kata dia, sekolah memang tidak punya lapangan yang layak. Saat musim hujan, lapangan yang ada seperti kolam. Penuh air dan licin.
Ida Fariana, salah satu wali murid SD 2 Jepang mengatakan hal yang sama. Dia tak keberataan jika harus membayar Rp 50 ribu untuk kebutuhan sekolah. Untuk itu uang yang sudah terbayar juga tak akan diambilnya.
Sukmo Aning Lestari, Kepala SD 5 Jepang mengaku, sekolah memang meminta iuran Rp 50 ribu kepada wali murid. Uang tersebut digunakan untuk pembangunan lapangan voli bersama di halaman SD 2 Jepang, SD 4 Jepang, dan SD 5 Jepang, serta digunakan untuk tasyakuran kenaikan kelas.
"Kami memang tak meminta biaya dari pemerintah akan hal itu. Karena kami hanya membutuhkan Rp 25 jutaan. Jadi dengan iuran saja sudah cukup. Kecuali kalau jumlahnya sampai ratusan juta," ungkap dia.
Editor : Akrom Hazami