Jumat, 21 November 2025


Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Djati Solechah mengaku, sudah mendengar kabar tersebut. Bahkan, ia membenarkan ada penggembokan gerbang, baik itu gerbang depan ataupun gerbang belakang yang bersampingan dengan kantor Disdukcapil.

Kedua gerbang dikunci sekitar pukul 21.00 WIB hingga acara selesai. Hal itu dilakukan setelah mendapatkan perintah dari Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus Nor Yasin dan juga Asisten III Mas'ut.

"Setelah ada perintah untuk menutup gerbang, akhirnya saya tindaklanjuti dengan memberi instruksi ke petugas satpol PP menutup gerbang. Gerbang ditutup hingga acara selesai sekitar pukul 23.00 WIB," katanya kepada MuriaNewsCom, Jumat (18/8/2017)

Djati menjelaskan, penutupan gerbang sebenarnya memiliki alasan yang baik. Satu di antaranya supaya tamu undangan dapat mengikuti kegiatan hingga selesai mengingat sakralnya acara.

Hanya, terkait tidak adanya petugas jaga, Djati langsung menolak. Ia berkilah sudah menugaskan beberapa petugas jaga. Terutama, gerbang belakang yang kondisinya rusak.
Akan tetapi petugas Satpol PP yang berjaga berada agak jauh dari gerbang. Seperti halnya untuk gerbang belakang, petugas berjaga dan memantau dari gereja. Tujuannya, supaya tak ada yang datang untuk meminta dibuka gerbang."Kalau tahu ada petugas, nanti mereka melobi untuk dibuka. Sementara, jika satu keluar, yang lain juga bisa minta keluar karena iri," jelasnya.Di sisi lain, ia mengakui kebijakan yang dilakukan itu menimbulkan kontroversi. Apalagi ada kabar beberapa tamu yang terpaksa lompat pagar karena memiliki urusan. Karena itu, ia bersikap legowo dan siap menerima masukan."Kejadian semalam memang banyak yang memberikan kritikan dan ucapan tak enak pada saya secara langsung. Semuanya saya terima. Saya berfikir ini konsekuensi dari profesi saya. Dan semua sudah saya laporan ke Pak Sekda, termasuk masukan dan keluhan tamu," imbuhnya.Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler