Kamis, 20 November 2025


Jembatan tersebut, hanya terbuat dari dua buah dilah bambu yang memanjang sekitar 10 meter di atas Kali Gelis. Untuk menyeberang, para siswa harus bergantian sambil berpegangan sebilah bambuyang digunakan untuk pembatas.

Baca Juga: Bayar PSK Cantik dengan Uang Palsu, Lelaki Hidung Belang di Blora Ini Dicokok Polisi

Adi Ardian (10), siswa yang turut menyebrang mengaku terpaksa menggunakan medan yang ekstrim tersebut. Karena, jalur tersebut jauh lebih cepat sampai sekolah ketimbang jalur yang normal.

"Kalau memutar melewati Jembatan Ploso. Itu memakan jarak yang jauh mencapai satu kilometer. Jadi lebih lama sampai sekolah," katanya kepada MuriaNewsCom

Menurut dia, dengan menyebrangi sungai membuat para siswa lebih cepat sampai. Karena, rumahnya yang berada di Desa Sunggingan seberang sungai, sedang sekolahnya terdapat seberangnya lagi.
Baca Juga: Begini Kondisi Gedung SD 5 Sambungharjo Grobogan yang Bikin Geleng-geleng NitizenSaat musim hujan dan banjir, lanjut dia, para siswa memilih memutar meski jauh karena medan yang tak memungkinkan. Karena jarak yang jauh, maka orang tua terkadang memilih mengantarkannya.Para orang tua, juga khawatir akan jembatan tersebut. Seperti Zubaidah (32), dia mengatakan, dirinya khawatir saat anaknya menyeberang jembatan yang berbahaya itu. Karena, jembatan yang sederhana itu pernah menceburkan anaknya."Karena khawatir memilih mengantar anak saya. Saya masih takut jika ada apa-apa dengan anak saya," imbuhnya.Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler