Pupuk Langka, Petani di Margorejo Kudus Terancam Gagal Panen
Faisol Hadi
Sabtu, 4 November 2017 15:30:49
Mardijanto, seorang petani tebu di Margorejo mengatakan kelangkaan pupuk di sana sudah menghantui warga sejak Juli lalu. Sejak itu, para warga sudah kelimpungan mencari pupuk guna kebutuhan lahan petani.
"Dampaknya, tanaman petani terancam gagal panen jika kondisinya terus berlanjut. Saat ini sudah turun hujan, sehingga sudah waktunya pemupukan," katanya Sabtu (4/11/2017).
Menurut Ketua Komisi A DPRD Kudus ini, petani di Margorejo kebanyakan menanam tebu. Sementara pupuk yang dibutuhkan para petani tebu saat ini, jenisnya Urea dan ZA. Namun, kedua pupuk tersebut sangat sulit didapatkan, bahkan sampai ke sejumlah wilayah lainnya.
"Beberapa kali para petani keluar desa untuk mencari pupuk, namun tidak dapat. Petani terpaksa cari keluar lantaran mencari dikampung sudah tidak menemukan," ujarnya.
Dia menjelaskan, kelangkaan pupuk tak hanya jenis Urea dan ZA saja. Namun untuk jenis lain seperti Phonska juga sulit ditemukan para petani. Kalaupun ada, jumlahnya sangat terbatas."Misal untuk satu hektare membutuhkan pupuk dua ton, namun yang ada hanya satu ton saja. Kan masig kurang," keluhnya.Disinggung soal hasil panen, dia menyebutkan kalau pupuk terpenuhi dalam satu hentar bisa sampai 10 ton tebu, namhn, saat kondisinya seperti ini, diprediksi maksimal hanya dua ton saja.Dia berharap pemerintah baik dari Pemkab Kudus dan pemerintah pusat dapat bertindak menangani hal ini. Agar para Petani tak kunjung merugi.
Editor: Supriyadi
Murianews, Kudus - Kelangkaan pupuk dirasakan sejumlah petani di Kudus, khususnya di Desa Margorejo, Dawe. Padahal, saat ini sudah waktunya pemupukan. Jika tak kunjung ditangani, maka petani diperkirakan akan gagal panen.
Mardijanto, seorang petani tebu di Margorejo mengatakan kelangkaan pupuk di sana sudah menghantui warga sejak Juli lalu. Sejak itu, para warga sudah kelimpungan mencari pupuk guna kebutuhan lahan petani.
"Dampaknya, tanaman petani terancam gagal panen jika kondisinya terus berlanjut. Saat ini sudah turun hujan, sehingga sudah waktunya pemupukan," katanya Sabtu (4/11/2017).
Menurut Ketua Komisi A DPRD Kudus ini, petani di Margorejo kebanyakan menanam tebu. Sementara pupuk yang dibutuhkan para petani tebu saat ini, jenisnya Urea dan ZA. Namun, kedua pupuk tersebut sangat sulit didapatkan, bahkan sampai ke sejumlah wilayah lainnya.
"Beberapa kali para petani keluar desa untuk mencari pupuk, namun tidak dapat. Petani terpaksa cari keluar lantaran mencari dikampung sudah tidak menemukan," ujarnya.
Dia menjelaskan, kelangkaan pupuk tak hanya jenis Urea dan ZA saja. Namun untuk jenis lain seperti Phonska juga sulit ditemukan para petani. Kalaupun ada, jumlahnya sangat terbatas.
"Misal untuk satu hektare membutuhkan pupuk dua ton, namun yang ada hanya satu ton saja. Kan masig kurang," keluhnya.
Disinggung soal hasil panen, dia menyebutkan kalau pupuk terpenuhi dalam satu hentar bisa sampai 10 ton tebu, namhn, saat kondisinya seperti ini, diprediksi maksimal hanya dua ton saja.
Dia berharap pemerintah baik dari Pemkab Kudus dan pemerintah pusat dapat bertindak menangani hal ini. Agar para Petani tak kunjung merugi.
Editor: Supriyadi