Pengusaha Tahu Asal Karangbener Kudus Ini Manfaatkan Limbahnya jadi Biogas
Faisol Hadi
Sabtu, 25 November 2017 14:31:23
Pemiliknya adalah Khanafi (64) warga Desa Karangbener RT 2 RW 6, Bae. Menurut Kanafi, dia telah mengubah limbah tahu jadi biogas sejak tiga tahun lalu. Ketika itu, beberapa rumah tangga telah memanfaatkan biogas untuk menggantikan gas elpiji.
"Tapi saat ini jumlah rumah tangga yang memanfaatkan biogas berkurang. Hanya ada dua rumah tangga. Jaringannya rusak. Warga enggan memperbaiki,” kata Khanafi ditemui di rumahnya di Kudus, Sabtu (25/11/2017).
Dia menceritakan mulanya mengubah limbah tahu jadi biogas. Saat itu, dia baru saja mengikuti pelatihan pembuatan gas metan pada 2014. Usai pelatihan, dia segera membuat Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang sampai sekarang masih berfungsi.
Setelah adanya IPAL, dia mengelola limbahnya menjadi gas. Sebelum adanya IPAL, dia membuang limbah tahu ke sungai di samping rumah tanpa diolahnya lebih dulu. Sekarang, limbah yang dibuang ke sungai telah diolah lebih dulu. Jadi tidak berbahaya.Sementara, Plt Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Kudus Abdul Halil berharap masyarakat sekitar dapat kembali memanfaatkan biogas tersebut. “Karena, mampu menghemat biaya penggunaan gas elpij,” katanya.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Kudus – Hebat, sebuah rumah industri pembuat tahu di Desa Karangbener, Bae, mampu menyulap limbahnya menjadi bermanfaat. Limbah tersebut, diubah menjadi biogas yang dipakai untuk memasak, dan dijadikannnya sebagai pengganti gas elpiji.
Pemiliknya adalah Khanafi (64) warga Desa Karangbener RT 2 RW 6, Bae. Menurut Kanafi, dia telah mengubah limbah tahu jadi biogas sejak tiga tahun lalu. Ketika itu, beberapa rumah tangga telah memanfaatkan biogas untuk menggantikan gas elpiji.
"Tapi saat ini jumlah rumah tangga yang memanfaatkan biogas berkurang. Hanya ada dua rumah tangga. Jaringannya rusak. Warga enggan memperbaiki,” kata Khanafi ditemui di rumahnya di Kudus, Sabtu (25/11/2017).
Dia menceritakan mulanya mengubah limbah tahu jadi biogas. Saat itu, dia baru saja mengikuti pelatihan pembuatan gas metan pada 2014. Usai pelatihan, dia segera membuat Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang sampai sekarang masih berfungsi.
Setelah adanya IPAL, dia mengelola limbahnya menjadi gas. Sebelum adanya IPAL, dia membuang limbah tahu ke sungai di samping rumah tanpa diolahnya lebih dulu. Sekarang, limbah yang dibuang ke sungai telah diolah lebih dulu. Jadi tidak berbahaya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Kudus Abdul Halil berharap masyarakat sekitar dapat kembali memanfaatkan biogas tersebut. “Karena, mampu menghemat biaya penggunaan gas elpij,” katanya.
Editor : Akrom Hazami