Harga Rokok Rp 50 Ribu, Ini Kata Menteri Perindustrian di Kudus
Faisol Hadi
Jumat, 19 Agustus 2016 17:00:25
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kudus, Jumat (19/8/2016) masih enggan membicarakan hal itu. Bahkan saat awak media bertanya hanya memberikan jawaban secara singkat
"Soal hal itu, hingga kami masih belum membahasnya," jawab saat ditanya ketika kunjungan ke kantor PT Pura Barutama Kudus.
Saat kunjungan, pihaknya menyatakan bahwasanya perlu adanya terobosan baru untuk hal perindustrian dalam skala nasional. Untuk itulah pendalaman dalam hal itu perlu dilakukan
Hal itu juga, lanjutnya dilakukan untuk menciptakan daya saing serta harga yang dapat diterima masyarakat.
Diketahui, harga rokok di Indonesia kabarnya tengah dikaji untuk dinaikkan menjadi Rp 50 ribu per bungkus. Adanya kabar ini menuai banyak respons dari beragam kalangan masyarakat.Baik itu yang pro maupun yang kontra. Maklum saja, di Indonesia banyak sekali perokok dan banyak pula yang tak merokok.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Kudus - Kabar pemberitaan yang banyak menguatkan tentang rokok seharga Rp 50 ribu per September mendatang, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku hingga kini masih belum membahas terkait kabar tersebut.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kudus, Jumat (19/8/2016) masih enggan membicarakan hal itu. Bahkan saat awak media bertanya hanya memberikan jawaban secara singkat
"Soal hal itu, hingga kami masih belum membahasnya," jawab saat ditanya ketika kunjungan ke kantor PT Pura Barutama Kudus.
Saat kunjungan, pihaknya menyatakan bahwasanya perlu adanya terobosan baru untuk hal perindustrian dalam skala nasional. Untuk itulah pendalaman dalam hal itu perlu dilakukan
Hal itu juga, lanjutnya dilakukan untuk menciptakan daya saing serta harga yang dapat diterima masyarakat.
Diketahui, harga rokok di Indonesia kabarnya tengah dikaji untuk dinaikkan menjadi Rp 50 ribu per bungkus. Adanya kabar ini menuai banyak respons dari beragam kalangan masyarakat.
Baik itu yang pro maupun yang kontra. Maklum saja, di Indonesia banyak sekali perokok dan banyak pula yang tak merokok.
Editor : Akrom Hazami