Senin, 11 Desember 2023

Antisipasi Lonjakan Pemudik, Pengusaha Bus AKAP di Jepara Siapkan Strategi

Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 20 April 2021 15:52:31
Bus AKAP terparrkir di Terminal Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_214021" align="alignleft" width="880"] Bus AKAP terparrkir di Terminal Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]

MURIANEWS, Jepara - Meskipun pada pekan pertama bulan puasa belum terlihat lonjakan pemudik ke Jepara, tetapi para pengusaha sudah menyiapkan strategi jika nantinya ada lonjakan penumpang.

Rifqi, Owner PT Bongkotan Jati Utama (BJU) Jepara, melihat hingga hari ini memang belum ada peningkatan penumpang. Terutama yang menuju ke Kota Ukir. Tetapi, dia tetap menyiapkan mekanisme menghadapi gelombang mudik nanti.

Seperti diketahui bersama, mulai 6-19 Mei 2021 nanti, pemerintah memberlakukan larangan mudik. Kebijakan ini lagi-lagi dilakukan untuk menekan angka Covid-19 di seluruh daerah.

Menyikapi kebijakan itu, Rifqi sudah menyiapkan skema tersendiri. Yaitu dengan menambah armada bus pada awal sampai 5 Mei 2021. Skema ini diterapkan jika nanti pada hari-hari itu terjadi lonjakan penumpang, karena takut tak bisa pulang setelah kebijakan pusat tersebut dijalankan.

“Sekarang armada yang beroperasi masih 20 bus. Nanti kalau awal Mei yang jalan 40 armada,” kata Rifqi, Selasa (20/4/2021).

Bukan hanya penambahan armada, Rifqi juga telah menetapkan harga tiket. Saat ini, tiket masih dihargai Rp 260 ribu. Kemudian, nanti tanggal 23-29 April 2021, harga dinaikkan menjadi Rp 320 ribu.

Sedangkan, untuk tanggal 30 April sampai 5 Mei 2021, harga kembali dinaikkan menjadi Rp 520 ribu.

Sementara itu, Ketua Organiasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Jepara Samsul Arif, juga melihat belum ada lonjakan pemudik yang cukup berarti sampai hari ini.

Namun begitu, pihaknya memprediksi akan ada gelombang besar mudik pada hari-hari sebelum kebijakan larangan mudik diterapkan.

“Ada kemungkinan (mudik lebih awal) tapi ya, kecil. Karena biasanya (pemudik) di rumah sepekan atau dua pekan, kalau pulang lebih awal berarti akan diam di rumah selama sebulan,” ujar Samsul.

Pihaknya melihat, mereka yang mudik lebih awal karena pekerjaannya di tanah rantau sudah selesai.

Dari informasi yang dia himpun, pekan pertama puasa ini justru sejumlah perusahaan bus AKAP mulai mengurangi armada. Itu terpaksa dilakukan untuk mengurangi beban operasional.

“Saya lihat di tempat saya sendiri kondisinya seperti ini. Beberapa sudah ada yang mengurangi armada satu dua dari yang dioperasikan,” kata Samsul.

Terpisah, Nasikin, pemudik dari Bali, mengaku memilih mudik lebih awal karena takut tak bisa pulang kalau tidak boleh mudik. Padahal, pekerjaannya di Pulau Dewata masih ada.

“Mandor saya ngajak pulang cepat. Katanya nanti kalau mepet lebaran dilarang mudik. Jadi ya, pulang dulu,” ucap warga Kecamatan Bangsri ini.

Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Ali Muntoha

https://www.youtube.com/watch?v=R-fz35u5Qdo&t=4s

Komentar