Jumat, 8 Desember 2023

Melihat Mobil Listrik Karya Santri Ponpes Balekambang Jepara

Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 22 Oktober 2021 14:01:30
Mobil listrik karya santi Ponpes Balekambang Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_247805" align="alignleft" width="1280"] Mobil listrik karya santi Ponpes Balekambang Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]

MURIANEWS, Jepara- Yo Ngaji Yo Teknologi. Itulah jargon Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlotul Mubtadiin Balekambang, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, dalam menyiapkan generasi bangsa di era lesatan teknologi ini.

Santri-santri di Ponpes Balekambang ini sudah pasti pandai mengaji berbagai ilmu agama. Tapi jangan salah, sambil sarungan, santri-santri ternyata bisa menciptakan mobil listrik.

Ahmad Nazar Alfarisi, salah satu santri yang ikut dalam pembuatan mobil listrik itu, mengatakan mobil dibuat hanya dalam waktu 2,5 bulan saja. Ada 20 santri sekaligus siswa di SMK Balekambang jurusan otomotif yang terlibat dalam pembuatan mobil itu.

“Proses pembuatan mobil listrik ini membutuhkan waktu 2,5 bulan. Kami kerjakan berama mentor dan 20 santri sini,” kata Nazar, Jumat (22/10/2021).

Nazar menjelaskan, mobil listrik bernama Esemkaev tersebut berkomponen baterai Valve Regulatee Lead-Acid, mesin motor dan kontroller jenis brushless direct current, chassis ladder frame, roda R13 milik mobil Karimun, dan suspensi depan menggunakan MC Person serta menggunakan pegas daun pada sisi belakang.

Untuk power motor max, ukurannya 1,5 KW, baterai berukuran 4,2 KWH. Mobil Esemkaev ini bisa menempuh dengan jarak 100 sampai 112 kilometer, dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam. Sedangkan, lama pengisian baterai sekitar tujuh jam.

Dengan keberhasilan para santri itu, pihak Ponpes Balekambang berencana akan berkolaborasi dengan pelaku industri, untuk mengembangkan proyek mobil listrik dengan skala lebih luas. Sehingga, diharapkan, karya para kaum sarungan di pondok pesantren bisa digunakan semua kalangan.

Pengasuh Ponpes Balekambang, KH M Ma’mun Abdulloh, mengungkapkan bahwa karya tersebut merupakan bukti adaptasi para santri dengan kemajuan dunia teknologi dan digital. Meski begitu, pihaknya tetap memprioritaskan kepandaian para santri untuk tetap bisa mengaji.

“Kalau kita tidak mengikuti zaman, akan ditelan zaman. Hilang-hilang sendiri,” tutur KH Ma’mun.

 

Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Ali Muntoha

 

https://www.youtube.com/watch?v=XnV6FRutTIU

Komentar