Artsotika Muria di Batealit Jepara, Angkat soal Belik
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 29 Oktober 2021 18:44:12
MURIANEWS, Jepara – Para seniman dari tiga kabupaten yang berada di lereng Gunung Muria berkumpul di Desa Batealit, Jepara. Mereka menghelat Artsotika Muria jilid tiga, gelaran budaya dan seni langsung di tengah-tengah masyarakat desa.
Mengangkat tajuk
“Urub Urip Mbalik Mbelik,” para seniman berupaya untuk mengembalikan fungsi belik atau sumber air sungai sebagai sumber laku hidup masyarakat. Belik
dianggap sebagai simbol sumber kehidupan masyarakat desa di lereng
Muria.
Artsotika Muria #3 ini berlangsung mulai hari ini sampai 21 November 2021 mendatang. Akan ada beragam kegiatan kesenian dan kebudayaan yang digelar.
Sarjono, ketua panitia Artsotika Muria, memilih Belik Watu Bobot
dengan alasan belik itu sejak dulu menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat. Masyarakat setempat biasa mengambil air di belik
itu untuk dikonsumsi.
Di bawah belik
, mengalir sungai yang menjadi sumber pengairan bagi para petani untuk sawahnya.
“Belik Watu Bobot menjadi saksi kehidupan masyarakat lereng Muria. Terutama masyarakat Batealit. Dan saat ini, Artsotika Muria ditempatkan di sini supaya kita semua bisa kembali memahami fungsi belik
. Selain sebagai sumber air, juga sebagai sumber kehidupan,” tutur Sarjono, Jumat (29/10/2021).
“Belik Watu Bobot menjadi saksi kehidupan masyarakat lereng Muria. Terutama masyarakat Batealit. Dan saat ini, Artsotika Muria ditempatkan di sini supaya kita semua bisa kembali memahami fungsi belik
. Selain sebagai sumber air, juga sebagai sumber kehidupan,” tutur Sarjono, Jumat (29/10/2021).
Baca: Film Sabda Alam Curi Perhatian, Begini Kondisi Perburuan Satwa di MuriaAli Asiqin, Petinggi Desa Batealit, menyampaikan kebanggaannya sebagai penduduk setempat. Karena para seniman dari Kabupaten Pati, Kudus, dan Jepara telah memilih Desa Batealit sebagai tempat perhelatan budaya terbesar di lereng Muria itu.Bagi Ali, perhelatan Artsotika Muria itu menjadi sebuah momen penting untuk mengembalikan pemahaman masyarakat betapa pentingnya merawat alam. Terutama merawat Belik Watu Bobot. Yaitu dengan melestarikan pepohonan yang merindangi belik
tersebut. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_249615" align="alignleft" width="1280"]

Salah satu seniman Jepara sedang melakukan ritual ruwat Belik Watu Bobot. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Para seniman dari tiga kabupaten yang berada di lereng Gunung Muria berkumpul di Desa Batealit, Jepara. Mereka menghelat Artsotika Muria jilid tiga, gelaran budaya dan seni langsung di tengah-tengah masyarakat desa.
Mengangkat tajuk
“Urub Urip Mbalik Mbelik,” para seniman berupaya untuk mengembalikan fungsi belik atau sumber air sungai sebagai sumber laku hidup masyarakat. Belik
dianggap sebagai simbol sumber kehidupan masyarakat desa di lereng
Muria.
Artsotika Muria #3 ini berlangsung mulai hari ini sampai 21 November 2021 mendatang. Akan ada beragam kegiatan kesenian dan kebudayaan yang digelar.
Sarjono, ketua panitia Artsotika Muria, memilih Belik Watu Bobot
dengan alasan belik itu sejak dulu menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat. Masyarakat setempat biasa mengambil air di belik
itu untuk dikonsumsi.
Di bawah belik
, mengalir sungai yang menjadi sumber pengairan bagi para petani untuk sawahnya.
“Belik Watu Bobot menjadi saksi kehidupan masyarakat lereng Muria. Terutama masyarakat Batealit. Dan saat ini, Artsotika Muria ditempatkan di sini supaya kita semua bisa kembali memahami fungsi belik
. Selain sebagai sumber air, juga sebagai sumber kehidupan,” tutur Sarjono, Jumat (29/10/2021).
Baca: Film Sabda Alam Curi Perhatian, Begini Kondisi Perburuan Satwa di Muria
Ali Asiqin, Petinggi Desa Batealit, menyampaikan kebanggaannya sebagai penduduk setempat. Karena para seniman dari Kabupaten Pati, Kudus, dan Jepara telah memilih Desa Batealit sebagai tempat perhelatan budaya terbesar di lereng Muria itu.
Bagi Ali, perhelatan Artsotika Muria itu menjadi sebuah momen penting untuk mengembalikan pemahaman masyarakat betapa pentingnya merawat alam. Terutama merawat Belik Watu Bobot. Yaitu dengan melestarikan pepohonan yang merindangi belik
tersebut.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Ali Muntoha