Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jepara - Setiap kelompok masyarakat memiliki benda-benda yang dianggap sebagai simbol kehidupan mereka. Simbol-simbol itu dimaknai sebagai pijakan laku hidup.

Di Desa Batealit, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, ada sebuah batu bernama watu bobot. Batu itu dianggap sakral bagi penduduk setempat.

Pada batu itu, masyarakat memiliki kepercayaan atas sejarah leluhur.

Watu Bobot berada di sebuah sumber mata air atau sering disebut belik. Sumber mata air tersebut diberi nama sama dengan julukan batu itu.

Ali Asiqin, Petinggi Desa Batealit, menyatakan batu itu sakral dan memiliki cerita cukup panjang. Para sesepuh desa mempercayai bahwa batu itu sudah ada sejak era Sunan Muria, Ratu Kalinyamat, dan Dewi Ayu Trengganis.

[caption id="attachment_249633" align="alignleft" width="1280"] Seniman tengah melakukan ritual ruwat di Belik Watu Bobot Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]

Dulu, kata Ali, masyarakat petani setempat memfungsikan belik tersebut untuk kebutuhan makan dan minum. Juga untuk kebutuhan pengairan sawah.

Ali mengungkapkan, selama sepuluh tahun terakhir watu bobot itu hilang. Setelah ditelusuri ke berbagai tempat. Ternyata batu tersebut dibawa oleh seseorang di Kecamatan Kembang, Jepara.
Ali mengungkapkan, selama sepuluh tahun terakhir watu bobot itu hilang. Setelah ditelusuri ke berbagai tempat. Ternyata batu tersebut dibawa oleh seseorang di Kecamatan Kembang, Jepara.“Saya punya angan-angan dan berdoa kepada Allah supaya batu itu kembali. Alhamdulillah bisa ketemu. Saya ambil pada bulan Sura tiga tahun lalu,” kata Ali.Baca: Artsotika Muria di Batealit Jepara, Angkat soal BelikNamun, karena belum tersedia tempat yang representatif di lokasi belik itu, batu tersebut ditempatkan di rumah Ali. Baru pada hari ini, batu tersebut dikembalikan ke belik dan ditempatkan di sebelah sumber mata air yang rindang itu. Batu tersebut dipagari besi persegi.Dengan mengairi sawah dari sumber mata air Belik Watu Bobot, masyarakat mempercayai bahwa tanahnya akan subur dan hasil panennya akan melimpah.“Dulu para petani kalau mau musim tanam, berdoa kepada Allah (di area Belik Watu Bobotred) dengan harapan tanamannya itu berbobot dan hasilnya banyak,” imbuh Ali. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler