Difabel Jepara Diajak Melestarikan Seni Ukir
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 17 Desember 2021 13:34:57
MURIANEWS, Jepara - Sebutan Kota Ukir bagi Jepara masih terus diupayakan untuk tetap eksis. Salah satu kalangan yang melakukan upaya tersebut adalah para penyandang disabilitas.
Sebanyak 25 difabel berlatih mengukir di Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan Jepara. Mereka mengerjakan hiasan tempat jam dinding.
Masing-masing diberi tugas untuk membuat ukiran bunga. Mereka tampak sangat serius dengan garapan itu.
Salah satunya adalah Faishol, salah satu peserta pelatihan. Dengan tetap berada di atas kursi roda, ia terlihat tak mengalami kesulitan dengan kekurangan fisik yang dimilikinya. Ia sudah cukup lihai menarikan alat pahat dan palu.
"Sebelumnya sedikit banyak saya sudah bisa mengukir. Tapi baru kali ini saya mendapatkan pelatihan," kata Faishol, Jumat (17/12/2021).
Baca: Banyak Difabel Kudus Lari ke Jepara karena Diabaikan PerusahaanSementara itu, Budi Mulyono, mengaku tak begitu kesusahan saat mementori peserta. Selama dua hari ini, ia tetap telaten melatih teman-teman sesamanya itu.
Budi yang juga seorang penyandang disabilitas memahami betul keterbatasan teman-temannya itu. Untuk itu, dirinya tetap sabar membersamai mereka dalam berkarya.
Budi yang juga seorang penyandang disabilitas memahami betul keterbatasan teman-temannya itu. Untuk itu, dirinya tetap sabar membersamai mereka dalam berkarya."Pelatihan mengukir ini hanya dua hari. Tapi teman-teman tetap semangat dalam mengerjakannya," kata Budi.
Baca: Cahya, Difabel Jepara Pemegang Rekor MURI Girang Dapat KTPBudi mengatakan, sebenarnya para penyandang dissabilitas sudah banyak yang bisa mengukir. Karya-karya mereka bahkan sudah sering dipamerkan dalam even-even resmi skala besar.Namun, Budi mengaku mereka masih terbatas dalam hal distribusi. Sejauh ini karya-karya mereka jarang terdistribusi dengan baik ke pasar."Sehingga kami berharap pemerintah bisa memberikan tempat produk (showroom atau galeri, red) untuk menempatkan dan memasarkan karya-karya kami. Tapi, lebih dari itu, yang penting kami bisa berkarya. Supaya Jepara tetap menjadi Kota Ukir," tutur Budi. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_259088" align="alignleft" width="1280"]

Para difabel Jepara tengah berlatih mengukir. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara - Sebutan Kota Ukir bagi Jepara masih terus diupayakan untuk tetap eksis. Salah satu kalangan yang melakukan upaya tersebut adalah para penyandang disabilitas.
Sebanyak 25 difabel berlatih mengukir di Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan Jepara. Mereka mengerjakan hiasan tempat jam dinding.
Masing-masing diberi tugas untuk membuat ukiran bunga. Mereka tampak sangat serius dengan garapan itu.
Salah satunya adalah Faishol, salah satu peserta pelatihan. Dengan tetap berada di atas kursi roda, ia terlihat tak mengalami kesulitan dengan kekurangan fisik yang dimilikinya. Ia sudah cukup lihai menarikan alat pahat dan palu.
"Sebelumnya sedikit banyak saya sudah bisa mengukir. Tapi baru kali ini saya mendapatkan pelatihan," kata Faishol, Jumat (17/12/2021).
Baca: Banyak Difabel Kudus Lari ke Jepara karena Diabaikan Perusahaan
Sementara itu, Budi Mulyono, mengaku tak begitu kesusahan saat mementori peserta. Selama dua hari ini, ia tetap telaten melatih teman-teman sesamanya itu.
Budi yang juga seorang penyandang disabilitas memahami betul keterbatasan teman-temannya itu. Untuk itu, dirinya tetap sabar membersamai mereka dalam berkarya.
"Pelatihan mengukir ini hanya dua hari. Tapi teman-teman tetap semangat dalam mengerjakannya," kata Budi.
Baca: Cahya, Difabel Jepara Pemegang Rekor MURI Girang Dapat KTP
Budi mengatakan, sebenarnya para penyandang dissabilitas sudah banyak yang bisa mengukir. Karya-karya mereka bahkan sudah sering dipamerkan dalam even-even resmi skala besar.
Namun, Budi mengaku mereka masih terbatas dalam hal distribusi. Sejauh ini karya-karya mereka jarang terdistribusi dengan baik ke pasar.
"Sehingga kami berharap pemerintah bisa memberikan tempat produk (showroom atau galeri, red) untuk menempatkan dan memasarkan karya-karya kami. Tapi, lebih dari itu, yang penting kami bisa berkarya. Supaya Jepara tetap menjadi Kota Ukir," tutur Budi.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Ali Muntoha