7.244 Dosis Vaksin Covid-19 di Jepara Hampir Kedaluarsa
Faqih Mansur Hidayat
Senin, 3 Januari 2022 18:10:46
MURIANEWS, Jepara - Ada 7244 dosis vaksin Covid-19 di Kota Ukir yang tidak lama lagi akan
kedaluarsa. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
Jepara diperintahkan untuk sesegera mungkin menyuntikkannya kepada masyarakat.
Data tersebut muncul dalam
Video Conference rutin antara Gubernur Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara. Dalam rapat itu disebutkan tak hanya satu jenis vaksin saja yang hampir kedaluarsa. Melainkan ada empat jenis vaksin.
Keempatnya yaitu vaksin Astra Zeneca sebanyak 2.320 dosis yang akan kedaluarsa pada 31 Januari 2022, 294 dosis Moderna kedaluarsa pada 14 Januari, 360 dosis Pfizer akan kadalurasa pada 31 Januari, 4.270 dosis AZ Japan Vaxzevria yang akan kedaluarsa pada 13 Januari mendatang.
“Masih ada vaksin yang ED (Expired, red) tidak dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Vaksin Ed bisa disebabkan ketidakhadiran sasaran, tunda atau batal vaksin, perhitungan dan perencanaan yang tepat,” jelas Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.
Baca juga:
Vaksinasi Anak di Jepara Belum Dilaksanakan, Ini SebabnyaNamun, dari pengakuan Kepala DKK Jepara, Mudrikatun, total vaksin yang hampir kedaluarsa hanya 6.470 dosis. Data yang dipakai gubernur itu merupakan data pekan lalu. Padahal setelah rekap data pekan lalu itu sebagian vaksin sudah digunakan.
Mudrikatun menyampaikan, vaksin-vaksin itu memang akan digunakan untuk menyuntik dosis kedua. Sehingga, pihaknya tak begitu khawatir dengan kemungkinan adanya vaksin yang kedaluarsa.“Itu memang untuk dosis kedua. Insyaallah fasilitas kesehatan sudah menghitung. Kita upayakan segera dipakai,” kata Mudrikatun, Senin 3 Januari 2022.Pihaknya mengaku, khusus Astra Zeneca, sebagian orang memang kerap menghindari. Masyarakat lebih memilih vaksin selain Astra Zeneca. Alasannya, mereka terbayang dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari vaksin tersebut.“Intinya begitu. Tapi kami tetap berupaya untuk menghabiskannya. Tentu dengan pendekatan-pendekatan yang lebih enak kepada masyarakat,” jelas Mudrikatun. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_262191" align="alignleft" width="1280"]

Pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara - Ada 7244 dosis vaksin Covid-19 di Kota Ukir yang tidak lama lagi akan
kedaluarsa. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
Jepara diperintahkan untuk sesegera mungkin menyuntikkannya kepada masyarakat.
Data tersebut muncul dalam
Video Conference rutin antara Gubernur Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara. Dalam rapat itu disebutkan tak hanya satu jenis vaksin saja yang hampir kedaluarsa. Melainkan ada empat jenis vaksin.
Keempatnya yaitu vaksin Astra Zeneca sebanyak 2.320 dosis yang akan kedaluarsa pada 31 Januari 2022, 294 dosis Moderna kedaluarsa pada 14 Januari, 360 dosis Pfizer akan kadalurasa pada 31 Januari, 4.270 dosis AZ Japan Vaxzevria yang akan kedaluarsa pada 13 Januari mendatang.
“Masih ada vaksin yang ED (Expired, red) tidak dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Vaksin Ed bisa disebabkan ketidakhadiran sasaran, tunda atau batal vaksin, perhitungan dan perencanaan yang tepat,” jelas Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.
Baca juga:
Vaksinasi Anak di Jepara Belum Dilaksanakan, Ini Sebabnya
Namun, dari pengakuan Kepala DKK Jepara, Mudrikatun, total vaksin yang hampir kedaluarsa hanya 6.470 dosis. Data yang dipakai gubernur itu merupakan data pekan lalu. Padahal setelah rekap data pekan lalu itu sebagian vaksin sudah digunakan.
Mudrikatun menyampaikan, vaksin-vaksin itu memang akan digunakan untuk menyuntik dosis kedua. Sehingga, pihaknya tak begitu khawatir dengan kemungkinan adanya vaksin yang kedaluarsa.
“Itu memang untuk dosis kedua. Insyaallah fasilitas kesehatan sudah menghitung. Kita upayakan segera dipakai,” kata Mudrikatun, Senin 3 Januari 2022.
Pihaknya mengaku, khusus Astra Zeneca, sebagian orang memang kerap menghindari. Masyarakat lebih memilih vaksin selain Astra Zeneca. Alasannya, mereka terbayang dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari vaksin tersebut.
“Intinya begitu. Tapi kami tetap berupaya untuk menghabiskannya. Tentu dengan pendekatan-pendekatan yang lebih enak kepada masyarakat,” jelas Mudrikatun.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi