Asyik! Petani Tambak Bandeng Jepara Kebanjiran Cuan
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 18 Januari 2022 20:34:39
MURIANEWS, Jepara – Petani tambak bandeng di Kabupaten Jepara kebanjiran berkah akhir-akhir ini. Tak tanggung-tanggung, mereka meraup cuan atau keuntungan besar sampai 300 persen.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Kecil (Pokdakan) Sido Maju Jaya, Sakiyanto, mengungkapkan dalam panen perdananya, ia mampu menghasilkan 14 ton ikan bandeng di lahan seluas 5 hektare.
Dari hasil panen itu, ia mampu meraup cuan Rp 61,6 juta. Padahal ia hanya membutuhkan waktu pemeliharaan empat bulan saja. Jika dikalkulasi, rata-rata pendapatan yang diraup pembudidaya mencapai Rp 123 juta per tahun.
Baca juga: Nasib Suram Petani di Tengah Pandemi“Saya kira ini cukup memuaskan, dimana target produktivitas tercapai dan meningkat hampir 300 persen. Dari awal sebelum intervensi program, sebanyak 500 kilogram per hektare, menjadi 2.800 kilogram per hektare. Terlebih permintaan bandeng mulai terbuka lagi paska puncak pandemik Covid-19,” kata Sakiyanto, Selasa (18/1/2022).
Ia juga mengatakan, melalui dukungan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP)
Jepara, saat ini telah dibentuk kelompok pengolahan bandeng. Kelompok tersebut melibatkan ibu-ibu di Jepara, sehingga diharapkan muncul UMKM pengolah khusus produk bandeng Bumi Kartini.
“Ke depan kita akan bangun rumah produksi untuk diversifikasi produk. Karena bandeng ini memiliki varian olahan yang cukup banyak seperti bandeng presto, bandeng cabut duri, dan lainnya,” ujarnya.
“Dengan begitu, kami tidak lagi hanya jual segar ke luar daerah, tapi kami bisa oleh sendiri, sehingga nilai tambah produk bisa kami rasakan. Oleh karenanya, kami meminta dukungan konkrit dari semua pihak khususnya pada pemerintah daerah,” imbuh warga Desa Ujung Watu, Kecamatan Donorojo ini.
“Dengan begitu, kami tidak lagi hanya jual segar ke luar daerah, tapi kami bisa oleh sendiri, sehingga nilai tambah produk bisa kami rasakan. Oleh karenanya, kami meminta dukungan konkrit dari semua pihak khususnya pada pemerintah daerah,” imbuh warga Desa Ujung Watu, Kecamatan Donorojo ini.Sementara itu Pelaksana tugas Kepala BBPBAP Jepara, Moh. Arifin, mengungkapkan, pihaknya kini terus fokus dengan mendorong upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui kolaborasi bersama stakeholders terkait.Menurutnya ini penting. Tujuannya, agar siklus bisnis yang dibangun bisa berjalan efisien dari hulu hingga hilir.“Kami mengupayakan untuk terus berperan di tengah tengah masyarakat, menciptakan model pengembangan ekonomi lokal berbasis budidaya terintegrasi melalui kerjasama sinergi dengan stakeholders terkait,” jelasnya“Konsep budidaya seperti ini diharapkan akan meningkatkan nilai tambah ekonomi dan ada jaminan rantai pasok yang efisien, dimana hasil produksi akan diimbangi dengan akses pasar yang terbuka. Kami berharap ini jadi model bagi daerah lain dalam upaya menggerakan perekonomian lokal dan daerah,” lanjutnya.Sebelumnya, lanjutnya, klaster budidaya bandeng di Jepara ini telah melalui kajian komprehensif baik dari aspek teknis. Mulai dari sosial-kelembagaan maupun ekonomi, dan telah menghasilkan peta jalan yang akan jadi acuan bersama. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_266311" align="alignleft" width="1280"]

Para petani tambak bandeng di Desa Ujung Watu Jepara memanen bandeng. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Petani tambak bandeng di Kabupaten Jepara kebanjiran berkah akhir-akhir ini. Tak tanggung-tanggung, mereka meraup cuan atau keuntungan besar sampai 300 persen.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Kecil (Pokdakan) Sido Maju Jaya, Sakiyanto, mengungkapkan dalam panen perdananya, ia mampu menghasilkan 14 ton ikan bandeng di lahan seluas 5 hektare.
Dari hasil panen itu, ia mampu meraup cuan Rp 61,6 juta. Padahal ia hanya membutuhkan waktu pemeliharaan empat bulan saja. Jika dikalkulasi, rata-rata pendapatan yang diraup pembudidaya mencapai Rp 123 juta per tahun.
Baca juga: Nasib Suram Petani di Tengah Pandemi
“Saya kira ini cukup memuaskan, dimana target produktivitas tercapai dan meningkat hampir 300 persen. Dari awal sebelum intervensi program, sebanyak 500 kilogram per hektare, menjadi 2.800 kilogram per hektare. Terlebih permintaan bandeng mulai terbuka lagi paska puncak pandemik Covid-19,” kata Sakiyanto, Selasa (18/1/2022).
Ia juga mengatakan, melalui dukungan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP)
Jepara, saat ini telah dibentuk kelompok pengolahan bandeng. Kelompok tersebut melibatkan ibu-ibu di Jepara, sehingga diharapkan muncul UMKM pengolah khusus produk bandeng Bumi Kartini.
“Ke depan kita akan bangun rumah produksi untuk diversifikasi produk. Karena bandeng ini memiliki varian olahan yang cukup banyak seperti bandeng presto, bandeng cabut duri, dan lainnya,” ujarnya.
“Dengan begitu, kami tidak lagi hanya jual segar ke luar daerah, tapi kami bisa oleh sendiri, sehingga nilai tambah produk bisa kami rasakan. Oleh karenanya, kami meminta dukungan konkrit dari semua pihak khususnya pada pemerintah daerah,” imbuh warga Desa Ujung Watu, Kecamatan Donorojo ini.
Sementara itu Pelaksana tugas Kepala BBPBAP Jepara, Moh. Arifin, mengungkapkan, pihaknya kini terus fokus dengan mendorong upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui kolaborasi bersama stakeholders terkait.
Menurutnya ini penting. Tujuannya, agar siklus bisnis yang dibangun bisa berjalan efisien dari hulu hingga hilir.
“Kami mengupayakan untuk terus berperan di tengah tengah masyarakat, menciptakan model pengembangan ekonomi lokal berbasis budidaya terintegrasi melalui kerjasama sinergi dengan stakeholders terkait,” jelasnya
“Konsep budidaya seperti ini diharapkan akan meningkatkan nilai tambah ekonomi dan ada jaminan rantai pasok yang efisien, dimana hasil produksi akan diimbangi dengan akses pasar yang terbuka. Kami berharap ini jadi model bagi daerah lain dalam upaya menggerakan perekonomian lokal dan daerah,” lanjutnya.
Sebelumnya, lanjutnya, klaster budidaya bandeng di Jepara ini telah melalui kajian komprehensif baik dari aspek teknis. Mulai dari sosial-kelembagaan maupun ekonomi, dan telah menghasilkan peta jalan yang akan jadi acuan bersama.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi