Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Jepara – Kabupaten Jepara ternyata pernah berada dalam masa keemasan. Kejayaan itu terjadi pada masa Ratu Kalinyamat berkuasa di Kabupaten Jepara.

Itu terungkap dalam laporan hasil penelitian berjudul Ratu Kalinyamat: Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549-1579.

Laporan yang ditulis Yayasan Dharma Bhakti Lestari, menyatakan berdasarkan dari Meilink-Roelofsz, 1962:112, disebutkan Jepara mengalami kebangkitan kembali di bawah kekuasaan Ratu Kalinyamat.

Baca juga: Jalan Rusak di Jepara Mulai Diperbaiki

Ratu Kalinyamat berhasil membangun sarana-prasarana kota hingga Pelabuhan jepara menjadi strategis. Pelabuhan Jepara Pelabuhan Jepara berfungsi sebagai pengekspor produk-produk hinterland (daerah pedalaman).

Keberadaannya juga meningkatkan perdagangan antara daerah perkotaan dan daerah hinterland. Sebab, transaksi antara nelayan dan petani semakin meningkat.

Bersamaan dengan perkembangan pelabuhan, Ratu Kalinyamat juga mengembangkan unit industri galangan kapal. Industri itu tak hanya di Jepara. Melainkan ada pula di Juwana, Rembang, maupun Lasem.

Baca juga: Ini Dia Silsilah Ratu Kalinyamat, Tokoh Jepara yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Bahkan, menurut H.J. de Graaf dan G. Th. Pigeaud, industri galangan kapal itu sangat dikenal dan terbaik di Asia Tenggara.

Daerah Jepara memiliki banyak tukang ahli membuat kapal. Bahkan kayu jati juga tersedia melimpah dalam ukuran yang besar di hutan jati terbaik Jepara, Juwana dan Rembang.
Daerah Jepara memiliki banyak tukang ahli membuat kapal. Bahkan kayu jati juga tersedia melimpah dalam ukuran yang besar di hutan jati terbaik Jepara, Juwana dan Rembang.Menurut Tome Pires, penulis “Suma Oriental” asal Portugis (1996:54), para pedagang yang kaya dari berbagai daerah datang ke Rembang dan Jepara, tempat itu untuk membuat jung (perahu besar).Ratu kalinyamat juga mengembangkan jung yang mampu mengangkut barang dan manusia dalam kapasitas besar.Jung-jung yang dibuat di Jepara memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan kapal Eropa pada waktu itu. Yaitu antara 400 sampai 500 ton. Yang terkecil sekitar 85 ton dan terbesar 700 ton.Sebagai pemimpin pemerintahan, Ratu Kalinyamat menguasai seluruh aktivitas ekonomi yang bersumber dari pertanian dan perniagaan (Meilink-Roelfsz, 1962: 23).Catatan Diogo de Couto, sejarawan Portugis menyebut, Jepara sebagai daerah yang sangat kaya dengan menekankan pada perdagangan internasional dan interinsuler. Dari Jepara, para pedagang mendatangi Bali dan Maluku.Jepara juga memiliki hubungan dagang dengan Bali, Maluku, Banjarmasin, Makassar, Persia, Arab, Melayu, Cina, Aceh, Gujarat, Koromandel, Pegu dan sebagainya (Meilink-Roelfsz, 1962 : 148-156; Graaf dan Pigeaud, 1974: 105; Wales 1874: 482).Adapun rempah-rempah dari Maluku diperdagangkan melalui Jepara sebelum dikirim ke daerah pedalaman (Meilink-Roelfsz, 1962: 148-156). Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler