mulai dirasakan masyarakat di sana. Salah satunya dialami Zarkoni, produsen kerupuk di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten
, Jawa Tengah.
“Minyak goreng (curah, red) sulit sekali didapat. Mau digoreng pakai apa? Sudah satu bulan lebih produksi tersendat. Seminggu kadang dua hari. Kalau ada minyak kita goreng, kalau tidak kita tidur,” ungkap Zarkoni, di gudang produksinya, Jumat (25/3/2022).
Biasanya, dia mendapatkan minyak goreng curah dari Pasar Ratu Jepara. Sebelum ada kelangkaan, ia mendapatkan belasan jeriken dengan ukuran 19 kg.
Namun, sejak ada kelangkaan, ia hanya mendapatkan 19 kg. Itu pun tak setiap hari ia mendapatkan minyak goreng.
Akibatnya, Zarkoni terpaksa tidak menggoreng kerupuk setiap hari. Sebab, ia harus mengumpulkan jumlah minyak goreng dulu sebelum memroduksi kerupuknya.
sekitar 250 kilogram,” jelas Zarkoni.
Situasi ini jelas membuat penurunan omset penjualan. Biasanya, dalam satu hari omzetnya berkisar antara Rp 1-2 juta. Namun, selama sebulan terakhir pendapatannya kian tak menentu.“Penurunan omset turun drastis. Simpanan-simpanan yang dulu sudah habis semua untuk menutupi kebutuhan setiap harinya. Untuk sembilan karyawan dan keluarga makan semua. Sulit sekali memang. Kalau begini terus ya, repot,” pungkas Zarkoni. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_280271" align="alignleft" width="1280"]

Zarkoni dan karyawannya sedang memproduksi kerupuk mentah. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Kelangkaan minyak goreng curah di Kabupaten
Jepara mulai dirasakan masyarakat di sana. Salah satunya dialami Zarkoni, produsen kerupuk di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah.
“Minyak goreng (curah, red) sulit sekali didapat. Mau digoreng pakai apa? Sudah satu bulan lebih produksi tersendat. Seminggu kadang dua hari. Kalau ada minyak kita goreng, kalau tidak kita tidur,” ungkap Zarkoni, di gudang produksinya, Jumat (25/3/2022).
Biasanya, dia mendapatkan minyak goreng curah dari Pasar Ratu Jepara. Sebelum ada kelangkaan, ia mendapatkan belasan jeriken dengan ukuran 19 kg.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Langka di Jepara
Namun, sejak ada kelangkaan, ia hanya mendapatkan 19 kg. Itu pun tak setiap hari ia mendapatkan minyak goreng.
Akibatnya, Zarkoni terpaksa tidak menggoreng kerupuk setiap hari. Sebab, ia harus mengumpulkan jumlah minyak goreng dulu sebelum memroduksi kerupuknya.
“Jadi sekali goreng kerupuk itu butuh
minyak goreng sekitar 250 kilogram,” jelas Zarkoni.
Baca juga: Polres Jepara Pelototi Distribusi Minyak Goreng Jepara dari Hulu Hingga Hilir
Situasi ini jelas membuat penurunan omset penjualan. Biasanya, dalam satu hari omzetnya berkisar antara Rp 1-2 juta. Namun, selama sebulan terakhir pendapatannya kian tak menentu.
“Penurunan omset turun drastis. Simpanan-simpanan yang dulu sudah habis semua untuk menutupi kebutuhan setiap harinya. Untuk sembilan karyawan dan keluarga makan semua. Sulit sekali memang. Kalau begini terus ya, repot,” pungkas Zarkoni.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi