Pelukis Jepara Representasikan Hitam Putih dalam Pameran Tunggal
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 29 Maret 2022 11:35:49
MURIANEWS, Jepara – Pelukis senior asal
Jepara, Tino Setyono menggelar pameran tunggal untuk pertama kalinya. Pameran itu bertajuk “Piknik Hitam Putih”.
Pameran itu digelar di salah satu café di Jalan Dr Sutomo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ada 20 karya yang dipamerkan. Gelaran pameran diselenggarakan, Kamis (31/3/2022).
“Ini pameran tunggal saya yang pertama kali. Semoga jadi pemantik untuk karya-karya berikutnya,” kata perupa kelahiran Kebumen 21 April 1970 ini, Senin (29/3/2022) malam.
Baca juga: Dua Seniman Jepara ini Berkolaborasi Ciptakan Karya BaruTino mengemukakan, karya yang dipamerkan itu merupakan lukisan sederhana. Ia membuatnya saat jeda dari rutinitasnya sebagai pengusaha meuble.
Ia menjelaskan, tema “Piknik Hitam Putih” dipilih sebagai respon atas keharusan berkarya bagi seorang seniman. Lewat pameran itu pun ia ingin memantik para seniman untuk berkarya.
Tema hitam putih sengaja dipilih Tino. Alasannya, di masyarakat terus menerus terjadi perdebatan yang tak pernah usai dalam membedakan hitam dan putih.
Baca juga: Prihatin Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Seniman Jepara Gelar Ruwatan SukertaRefleksi hitam putih itu dituangkan Tino pada 20 lukisannya yang bergambar hewan. Semua hewan dia lukis dengan warna utama hitam putih.
Dalam kelakarnya, Tino menyontohkan perdebatan lebih dominan warna hitam atau putih pada tubuh zebra.Menurutnya, itu tidak penting lagi diperdepatkan secara serius. Lebih dari itu, orang-orang juga kerap mempersoalkan asal usul sesuatu apakah dari ruang putih atau hitam.“Padahal, perdebatan-perdebatan semacam itu kan, tidak perlu. Karena bisa saja bukan hitam mendominasi putih, putih mendominasi hitam. Tapi bisa saja hitam dan putih berdampingan di atas backround warna-warna yang lain,” imbuh Tino.Pameran tunggal itu direspon cukup baik oleh Utoyo Hadi, pelukis sepuh
Jepara. Menurutnya, berpameran, apalagi tunggal, adalah sebuah keberanian dari seniman.Utoyo melihat, era saat ini sangat memudahkan setiap seniman menampilkan ekspresi keseniannya di hadapan publik. Situasi ini jauh berbeda dengan eranya dulu.Sebab, lanjut Utoyo, untuk bisa pameran, ada banyak tantangan yang harus dilalui. Terutama pada akses menuju publik.“Saya harap ini bisa memantik seniman-seniman Jepara lainnya. Sekarang zamannya lebih enak, lebih mudah. Harapan saya lebih banyak ekspresi seni yang ditampilkan kepada masyarakat,” tutur adik Waluyo, perupa ternama berdarah
Jepara itu. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_280892" align="alignleft" width="1280"]

Suasana pameran lukisan “Piknik Hitam Putih” karya Tino Setyono. (MURIANEWS/Faqih mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Pelukis senior asal
Jepara, Tino Setyono menggelar pameran tunggal untuk pertama kalinya. Pameran itu bertajuk “Piknik Hitam Putih”.
Pameran itu digelar di salah satu café di Jalan Dr Sutomo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ada 20 karya yang dipamerkan. Gelaran pameran diselenggarakan, Kamis (31/3/2022).
“Ini pameran tunggal saya yang pertama kali. Semoga jadi pemantik untuk karya-karya berikutnya,” kata perupa kelahiran Kebumen 21 April 1970 ini, Senin (29/3/2022) malam.
Baca juga: Dua Seniman Jepara ini Berkolaborasi Ciptakan Karya Baru
Tino mengemukakan, karya yang dipamerkan itu merupakan lukisan sederhana. Ia membuatnya saat jeda dari rutinitasnya sebagai pengusaha meuble.
Ia menjelaskan, tema “Piknik Hitam Putih” dipilih sebagai respon atas keharusan berkarya bagi seorang seniman. Lewat pameran itu pun ia ingin memantik para seniman untuk berkarya.
Tema hitam putih sengaja dipilih Tino. Alasannya, di masyarakat terus menerus terjadi perdebatan yang tak pernah usai dalam membedakan hitam dan putih.
Baca juga: Prihatin Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Seniman Jepara Gelar Ruwatan Sukerta
Refleksi hitam putih itu dituangkan Tino pada 20 lukisannya yang bergambar hewan. Semua hewan dia lukis dengan warna utama hitam putih.
Dalam kelakarnya, Tino menyontohkan perdebatan lebih dominan warna hitam atau putih pada tubuh zebra.
Menurutnya, itu tidak penting lagi diperdepatkan secara serius. Lebih dari itu, orang-orang juga kerap mempersoalkan asal usul sesuatu apakah dari ruang putih atau hitam.
“Padahal, perdebatan-perdebatan semacam itu kan, tidak perlu. Karena bisa saja bukan hitam mendominasi putih, putih mendominasi hitam. Tapi bisa saja hitam dan putih berdampingan di atas backround warna-warna yang lain,” imbuh Tino.
Pameran tunggal itu direspon cukup baik oleh Utoyo Hadi, pelukis sepuh
Jepara. Menurutnya, berpameran, apalagi tunggal, adalah sebuah keberanian dari seniman.
Utoyo melihat, era saat ini sangat memudahkan setiap seniman menampilkan ekspresi keseniannya di hadapan publik. Situasi ini jauh berbeda dengan eranya dulu.
Sebab, lanjut Utoyo, untuk bisa pameran, ada banyak tantangan yang harus dilalui. Terutama pada akses menuju publik.
“Saya harap ini bisa memantik seniman-seniman Jepara lainnya. Sekarang zamannya lebih enak, lebih mudah. Harapan saya lebih banyak ekspresi seni yang ditampilkan kepada masyarakat,” tutur adik Waluyo, perupa ternama berdarah
Jepara itu.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi