Ditemukan PMK di Jepara, Ganjar Perintahkan Ini
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 31 Mei 2022 16:47:22
MURIANEWS, Jepara – Kasus ternak yang diduga terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah muncul di Kabupaten
Jepara. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah setempat segera bergerak.
Itu disampaikan Ganjar usai mendapat laporan dari Petinggi Guwosobokerto di Pendopo RA Kartini Jepara, Selasa (31/5/2022). Petinggi Guwosobokerto melaporkan pada Ganjar jika ada beberapa dari 300 ekor kerbau di sana mengalami gejala mirip PMK.
“Kami minta untuk mendeteksi sentra-sentra yang seperti ini. Agar survilans-nya segera jalan. Dokter hewan dan yang ngurusi peternakan untuk bergerak,” kata Ganjar.
Baca: 46 Sapi di Jepara Terindikasi PMKMelalui survilans itu, Ganjar berharap bisa menahan laju penularan PMK di
Jepara. Selain itu, Ganjar meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jepara menyiapkan karantina hewan. Ini harus dilakukan sembari menunggu vaksin PMK dari pemerintah pusat.
“Kalau memang ada indikasinya (pasar hewan, red) bisa ditutup. Beberapa kabupaten sudah melakukan penutupan pasar hewan,” tegas ganjar.
Terpisah, Plt Kepala DKPP Jepara Zamroni Leistiaza menegaskan, pihaknya sudah mengambil sampel dari 46 ekor sapi yang diduga terjangkit PMK.
Sapi-sapi itu memiliki gejala mirip PMK, yakni hipersalivasi atau ngiler, suhu badan tinggi diatas 38 derajat, ada luka melepuh di gusi mulut dan ludah, dan ada luka di kuku.Indikasi PMK tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Yaitu di Kecamatan Keling enam ekor, Kecamatan Kembang (17), Bangsri (10), Pakis Aji (3), Tahunan (1), dan Kedung (9).“Besok pagi kami menghadap Penjabat Bupati Jepara untuk meminta penutupan pasar hewan sementara,” jelas Zamroni.Langkah itu diambil karena beberapa waktu lalu ditemukan sapi yang terindikasi terjangkit PMK di Pasar Hewan Mayong. Zamroni mengungkapkan, rata-rata sapi tersebut masuk dari luar daerah. Seperti dari Demak, Kudus atau Provinsi Jawa Timur.Saat ini, lanjut Zamroni, langkah yang dilakukan yaitu dengan mengkarantina sapi yang terdeteksi di kandang terpisah dengan ternak lain. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_293147" align="alignleft" width="1280"]

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berada di Pendapa RA Kartini Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Kasus ternak yang diduga terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah muncul di Kabupaten
Jepara. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah setempat segera bergerak.
Itu disampaikan Ganjar usai mendapat laporan dari Petinggi Guwosobokerto di Pendopo RA Kartini Jepara, Selasa (31/5/2022). Petinggi Guwosobokerto melaporkan pada Ganjar jika ada beberapa dari 300 ekor kerbau di sana mengalami gejala mirip PMK.
“Kami minta untuk mendeteksi sentra-sentra yang seperti ini. Agar survilans-nya segera jalan. Dokter hewan dan yang ngurusi peternakan untuk bergerak,” kata Ganjar.
Baca: 46 Sapi di Jepara Terindikasi PMK
Melalui survilans itu, Ganjar berharap bisa menahan laju penularan PMK di
Jepara. Selain itu, Ganjar meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jepara menyiapkan karantina hewan. Ini harus dilakukan sembari menunggu vaksin PMK dari pemerintah pusat.
“Kalau memang ada indikasinya (pasar hewan, red) bisa ditutup. Beberapa kabupaten sudah melakukan penutupan pasar hewan,” tegas ganjar.
Terpisah, Plt Kepala DKPP Jepara Zamroni Leistiaza menegaskan, pihaknya sudah mengambil sampel dari 46 ekor sapi yang diduga terjangkit PMK.
Sapi-sapi itu memiliki gejala mirip PMK, yakni hipersalivasi atau ngiler, suhu badan tinggi diatas 38 derajat, ada luka melepuh di gusi mulut dan ludah, dan ada luka di kuku.
Indikasi PMK tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Yaitu di Kecamatan Keling enam ekor, Kecamatan Kembang (17), Bangsri (10), Pakis Aji (3), Tahunan (1), dan Kedung (9).
“Besok pagi kami menghadap Penjabat Bupati Jepara untuk meminta penutupan pasar hewan sementara,” jelas Zamroni.
Langkah itu diambil karena beberapa waktu lalu ditemukan sapi yang terindikasi terjangkit PMK di Pasar Hewan Mayong. Zamroni mengungkapkan, rata-rata sapi tersebut masuk dari luar daerah. Seperti dari Demak, Kudus atau Provinsi Jawa Timur.
Saat ini, lanjut Zamroni, langkah yang dilakukan yaitu dengan mengkarantina sapi yang terdeteksi di kandang terpisah dengan ternak lain.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi