Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jepara – Pemerintah Kabupaten Jepara berniat menambah kawasan industri. Itu terungkap dalam draf Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jepara tahun 2022-2024.

Dalam pasal 38, ada sembilan kecamatan yang diproyeksikan jadi kawasan industri. Sembilan kecamatan itu yakni, Kecamatan Bangsri, Batealit, Jepara, Kalinyamatan, Keling, Kembang, Mayong dan Pecangaan. Totalnya sekitar 2.517 hektare.

Sebelumnya, kawasan industri di Kabupaten Jepara hanya di tiga kecamatan, yakni, Kecamatan Pecangaan, Mayong, dan Kalinyamatan.

Baca: Kemacetan di Kawasan Industri Jepara Diminta Segera Diatasi

Namun, rencana itu mendapatkan penolakan. Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara dan Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Jepara kompak menolak perluasan kawasan industri.

Ketua PCNU Kabupaten Jepara, Charis Rohman, Senin (4/7/2022) menyatakan, keberatan dan menolak ekspansi itu. Menurutnya, penambahan itu juga membuat dampak sosial bertambah pula.

Alih-alih menambah, pihaknya mendesak Pemkab Jepara menertibkan dan meningkatkan pengawasan terhadap pabrik yang ada. Selain itu, karyawan pabrik perlu pembinaan dalam berumahtangga.

Di sisi lain, PCNU Jepara mengapresiasi pembahasan RTRW itu. Namun, menurutnya, proses pembahasan harus disertai kajian mendalam dan evaluasi komprehensif terhadap pabrik-pabrik yang lebih dulu ada.

PCNU sendiri tak diundang saat publik hearing bulan lalu. Sikap itu disesalkan pihaknya.
PCNU sendiri tak diundang saat publik hearing bulan lalu. Sikap itu disesalkan pihaknya.Terpisah, Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Jepara, Fachrurrozi menilai, rencana perluasan kawasan industri menambah kekhawatiran masyarakat.”Mempertimbangkan dampak yang ada, perusahaan-perusahaan di sekitar Mayong, Sengonbugel, Pelang dan sekitarnya sangat berbeda kondisi di lapangan dengan hasil rekomendasi kajian analisis dampak lingkungan,” bebernya.Menurutnya, pembangunan pabrik-pabrik tersebut telah mengurangi resapan air dan menyebabkan banjir. Hal itu memperparah kondisi resapan di Desa Paren, Kecamatan Mayong, dan Desa Batukali di Kecamatan Kalinyamatan.”Pengalaman pahit kami di Sengonbugel, banjir tengah malam di musim penghujan kemarin. Sudah tiga kali mengusik kenyamanan istirahat kami. Tidak hanya paket kiriman air over debit dari proyek pembangunan pabrik, tetapi lumpur menghiasi dan mendominasi rumah dan sekitar kami,” cerita Rozi.Kejadian itu baru diamali warga sejak berdirinya pabrik. Pasalnya, sudut elevasi dengan struktur tanah yang gembur rawan terbawa air saat debit air tinggi.Untuk itu, Rozi meminta Pemkab Jepara mempertimbangkan lagi perluasan daerah industri di Kabupaten Jepara. Selain itu juga, dia juga meminta perusahan yang belum melaksanakan CSR kepada warga sekitar harus diperhatikan. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar