Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jepara – Peristiwa orang jerjangkit demam berdarah dengue (DBD) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mencapai 157 kasus. Dari jumlah itu, dua di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Pengendalian Penyakit DKK Jepara, dr Eko Cahyo Puspeno mengatakan, data itu catatan dari 2 Januari 2022 hingga 9 Juni 2022.

Adapun dalam rentan waktu itu, tercatat ada 975 laporan laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS).

”Tapi dua orang yang meninggal dunia itu sudah lama. Sekitar bulan Januari, awal tahun,” kata Eko, Jumat (22/7/2022).

Baca: Kasus DBD Tinggi, Masyarakat Jepara Diminta Waspada

Eko menjelaskan, kasus DBD tersebut merata di hampir seluruh puskesmas di Jepara. Rinciannya, Puskesmas Jepara tujuh kasus, Tahunan (22), Batealit (6), Kedung I (16), dan Kedung II (8).

Kemudian, Puskesmas Pecangaan 20 kasus, Kalinyamatan (22), Welahan I (23), Welahan II (5), Nalumsari (5), Mayong I (5), Mayong II (15), Mlonggo (3), Bangsri I (4), Kembang (2), Keling II (2), dan Donorojo (2).

”Untuk dua kasus meninggal akibat penyakit DBD ini, ada di Kecamatan Kedung I dan Kecamatan Donorojo,” jelas dia.

Sedangkan, untuk pekan ke tiga di Juni 2022 ini, Eko menyampaikan baru ada satu kasus temuan DBD. Untuk total laporan KDRS baru 12 temuan.

Dengan kondisi ini, Eko meminta warga mewaspadai potensi penyebaran DBD. Sebab, saat ini cuaca masih tak menentu. Di mana, hujan masih terjadi di musim kemarau ini.Genangan sisa hujan itu, lanjut Eko, bisa menjadi tempat potensial berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.”Karena situasi seperti itu (sering hujan), cocok untuk berkembang biak nyamuk. Harapkanya kembali menggalakan pemberantasan sarang nyamuk, jadi terutama menjaga kebersihan,” pinta dia.Selain mewaspadai potenai penyebaran, masyarakat harus melakukan Pemberantasan dengan melakukan 3 M plus(mengurus, menutup dan mendangur ulang). Kegiatan tersebut, dihimbau dapat dilakukan secara berkala minimal satu minggu sekali.”Plusnya itu, bisa menggunakan anti nyamuk, lotion atau kelambu. Terus memelihara ikan yang bisa memakan sedikit nyamuk. kemudian abate atau larvasida,” jelas dia.Tak hanya itu, masyarakat diminta untuk selalu memantau jentik atau tahap larva dari nyamuk secara berkala. Kemudian, bagi masyarakat yang mengalami gejala DBD dapat segera memeriksakan kesehatan ke Pukesmas terdekat.”Seperti bergejala panas tinggi dua hari atau lebih. Apalagi disertai tanda perdarahan. Tapi itu (tanda pendarahan, red) tidak selalu ada. Terpenting segerake fasilitas kesehatan dan jangan terlambat,” tutup dia. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler