Berkat Kotoran Sapi, Pelajar Jepara Lolos Semifinal Fiksi
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 19 Agustus 2022 13:21:27
MURIANEWS, Jepara – Berkat kotoran sapi, dua pelajar Kelas XII jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) SMKN 1 Pakis Aji, Kabupaten Jepara, berhasil lolos babak semi final Lomba Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (Fiksi).
Dua siswa tersebut, yakni Kurnia Sandi (18) dan Betharu Inatami Adipronoto (17). Dalam lomba yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu, mereka mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kandang.
Lomba itu terdiri dua kategori, yakni rencana usaha dan pengembangan usaha. Adapun yang dilombakan yakni, bidang agribisnis, agroteknologi, dan kemaritiman; kesehatan dan wirausaha sosial; periwisata dan kuliner; industri kreatif; dan teknologi digital.
Kedua siswa itu kemudian mengambil kategori pengembangan usaha di bidang agribisnis, agroteknologi, dan kemaritiman.
Baca: Minuman Khas Jepara Ini Kini Dikemas Secara InstanKurnia menjelaskan, pupuk kandang yang dibikin bersama partnernya itu berbeda. Sebab, pupuk yang dibuatnya kaya manfaat.
Adapun manfaat pupuk buatannya itu yakni, meningkatkan Kandungan NPK dalam tanah, menjadikan tanah gembur, meningkatkan pertumbuhan akar, mencegah daun menguning, dan memacu pertumbuhan tunas, bunga, buah, dan daun.
Proses pengolahannya pun agak berbeda. Di mana, keduanya memakai cairan fermentasi. Cairan itu membuat proses fermentasi pada kotoran sapi lebih baik.
Siswa asal Desa Guyangan, Kecamatan Bangsri itu kemudian menjelaskan tahapan-tahapan pembuatannya. Yakni, dimulai dari mengeringkan kotoran sapi yang didapatkannya.
Setelah kering, kotoran sapi diberi cairan fermentasi. Setelah tercampur, kotoran sapi kemudian ditutup lebih dulu dengan terpal dan ditimbun selama tiga pekan.Setelah tiga pekan, pupuk kandang itu kemudian diangkat lalu digiling agar lebih halus. Kemudian, dicampur dengan sekam bakar.”Bahan-bahan bakunya mudah didapat. Semuanya bisa didapat di sekitar kita,” kata dia.Dia mengatakan, dengan dicampur cairan fermentasi maka pupuk buatannya dapat menghambat pertumbuhan gulma. Selain itu, kualitas tanah tetap baik ketimbang menggunakan pupuk kimia.Inatami menjelaskan, pemasaran pupuk kandangnya ini masih belum stabil di pasar online. Dia memaklumi kondisi itu karena masih usaha rintisan.Pembelinya hanya dari warga sekitar saja. Ke depan ia akan mengembangkan pemasaran pupuk ini agar jangkauan pembeli lebih luas lagi.”Saat ini pembeli rata-rata penghobi tanaman. Dipakai untuk rumahan saja,” tandasnya. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_309665" align="alignleft" width="1280"]

Dua pelajar SMKN 1 Pakis Aji Jepara sukses bikin pupuk kandang plus. (Murianews/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Berkat kotoran sapi, dua pelajar Kelas XII jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) SMKN 1 Pakis Aji, Kabupaten Jepara, berhasil lolos babak semi final Lomba Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (Fiksi).
Dua siswa tersebut, yakni Kurnia Sandi (18) dan Betharu Inatami Adipronoto (17). Dalam lomba yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu, mereka mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kandang.
Lomba itu terdiri dua kategori, yakni rencana usaha dan pengembangan usaha. Adapun yang dilombakan yakni, bidang agribisnis, agroteknologi, dan kemaritiman; kesehatan dan wirausaha sosial; periwisata dan kuliner; industri kreatif; dan teknologi digital.
Kedua siswa itu kemudian mengambil kategori pengembangan usaha di bidang agribisnis, agroteknologi, dan kemaritiman.
Baca: Minuman Khas Jepara Ini Kini Dikemas Secara Instan
Kurnia menjelaskan, pupuk kandang yang dibikin bersama partnernya itu berbeda. Sebab, pupuk yang dibuatnya kaya manfaat.
Adapun manfaat pupuk buatannya itu yakni, meningkatkan Kandungan NPK dalam tanah, menjadikan tanah gembur, meningkatkan pertumbuhan akar, mencegah daun menguning, dan memacu pertumbuhan tunas, bunga, buah, dan daun.
Proses pengolahannya pun agak berbeda. Di mana, keduanya memakai cairan fermentasi. Cairan itu membuat proses fermentasi pada kotoran sapi lebih baik.
Siswa asal Desa Guyangan, Kecamatan Bangsri itu kemudian menjelaskan tahapan-tahapan pembuatannya. Yakni, dimulai dari mengeringkan kotoran sapi yang didapatkannya.
Setelah kering, kotoran sapi diberi cairan fermentasi. Setelah tercampur, kotoran sapi kemudian ditutup lebih dulu dengan terpal dan ditimbun selama tiga pekan.
Setelah tiga pekan, pupuk kandang itu kemudian diangkat lalu digiling agar lebih halus. Kemudian, dicampur dengan sekam bakar.
”Bahan-bahan bakunya mudah didapat. Semuanya bisa didapat di sekitar kita,” kata dia.
Dia mengatakan, dengan dicampur cairan fermentasi maka pupuk buatannya dapat menghambat pertumbuhan gulma. Selain itu, kualitas tanah tetap baik ketimbang menggunakan pupuk kimia.
Inatami menjelaskan, pemasaran pupuk kandangnya ini masih belum stabil di pasar online. Dia memaklumi kondisi itu karena masih usaha rintisan.
Pembelinya hanya dari warga sekitar saja. Ke depan ia akan mengembangkan pemasaran pupuk ini agar jangkauan pembeli lebih luas lagi.
”Saat ini pembeli rata-rata penghobi tanaman. Dipakai untuk rumahan saja,” tandasnya.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi