Perupa Jepara Diajak Merespon Lingkungan Lewat Karya
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 6 September 2022 17:41:53
MURIANEWS, Jepara – Para seniman rupa atau perupa di Kabupaten Jepara diajak untuk merespon lingkungan lewat karyanya. Untuk mewujudkan mereka mengikuti diskusi Master Class Pengkaryaan.
Dalam diskusi itu, dua perupa ternama dari Yogyakarta dihadirkan. Mereka adalah Anusapati dan Iwan Wijono.
Keduanya membagikan ilmu tentang environmental art atau seni lingkungan dalam agenda Master Class Pengkaryaan. Ini merupakan agenda menuju Jepara Environmental Art Bennale (JEAB).
Ketua Panitia JEAB, Taufiqurrohman menyampaikan, master class ini diagendakan untuk memantik munculnya karya seni berbasis lingkungan.
Alasannya, lingkungan di Kabupaten Jepara sendiri banyak memiliki magnet untuk dituangkan menjadi sebuah karya seni rupa.
”Menuju JEAB ini, kami berharap kita bisa mendapatkan inspirasi untuk merespon kondisi lingkungan di Jepara. Lalu menjadikannya sebagai karya,” kata Taufiq, Selasa (6/9/2022).
Baca: Adam Aditya, Pemain Muda Jepara Andalan PersijapDalam pemaparannya, Anusapati menyatakan, Jepara memiliki sejarah panjang dan potensi kebudayaan yang besar. Untuk itu, mestinya karya-karya seni rupa berbasis environmental art bisa muncul lebih banyak dan besar.
”Seniman-seniman Jepara, dari dulu terkenal sangat kritis kalo soal lingkungan,” kata dosen Seni Murni Institute Seni Indonesia Yogyakarta ini.
”Seniman-seniman Jepara, dari dulu terkenal sangat kritis kalo soal lingkungan,” kata dosen Seni Murni Institute Seni Indonesia Yogyakarta ini.Anusapati menampilkan sejumlah contoh karya environmental art. Seperti instalasi yang dibuat atau disusun dari benda-benda di lingkungan yang mengalami kerusakan. Selain itu, ditampilkan pula karya seni rupa dari tumbuh-tumbuhan yang rusak.Namun begitu, Anusapati mewanti-wanti agar para perupa mengutamakan riset mendalam terkait obyek lingkungan yang akan dijadikan sebagai karya.Sebab, melalui riset dan datalah karya-karya seni rupa bisa berbicara tentang sikap dengan jelas dan tegas.Sementara itu, Iwan Wijono menjelaskan materi terkait pemanfaatan sampah lingkungan menjadi karya. Dirinya menyarankan agar para perupa Jepara lebih peka terhadap lingkungan dan kondisinya.Menurutnya, alam tidak mengenal sampah, kerusakan dan bencana. Kecuali intervensi manusia yang tidak harmoni dengan mekanisme alam.”Keindahan seni terletak pada peristiwa atau konteksnya. Seni kontekstual muncul mempertemukan pikiran publik, data ruang dan waktu di mana seni dipresentasikan,” tutur seniman sekaligus aktivis dan pekerja sosial asal Yogyakarta ini. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_314255" align="alignleft" width="1280"]

Master class pengkaryaan environmental art di Museum Kartini Jepara. (Murianews/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Para seniman rupa atau perupa di Kabupaten Jepara diajak untuk merespon lingkungan lewat karyanya. Untuk mewujudkan mereka mengikuti diskusi Master Class Pengkaryaan.
Dalam diskusi itu, dua perupa ternama dari Yogyakarta dihadirkan. Mereka adalah Anusapati dan Iwan Wijono.
Keduanya membagikan ilmu tentang environmental art atau seni lingkungan dalam agenda Master Class Pengkaryaan. Ini merupakan agenda menuju Jepara Environmental Art Bennale (JEAB).
Ketua Panitia JEAB, Taufiqurrohman menyampaikan, master class ini diagendakan untuk memantik munculnya karya seni berbasis lingkungan.
Alasannya, lingkungan di Kabupaten Jepara sendiri banyak memiliki magnet untuk dituangkan menjadi sebuah karya seni rupa.
”Menuju JEAB ini, kami berharap kita bisa mendapatkan inspirasi untuk merespon kondisi lingkungan di Jepara. Lalu menjadikannya sebagai karya,” kata Taufiq, Selasa (6/9/2022).
Baca: Adam Aditya, Pemain Muda Jepara Andalan Persijap
Dalam pemaparannya, Anusapati menyatakan, Jepara memiliki sejarah panjang dan potensi kebudayaan yang besar. Untuk itu, mestinya karya-karya seni rupa berbasis environmental art bisa muncul lebih banyak dan besar.
”Seniman-seniman Jepara, dari dulu terkenal sangat kritis kalo soal lingkungan,” kata dosen Seni Murni Institute Seni Indonesia Yogyakarta ini.
Anusapati menampilkan sejumlah contoh karya environmental art. Seperti instalasi yang dibuat atau disusun dari benda-benda di lingkungan yang mengalami kerusakan. Selain itu, ditampilkan pula karya seni rupa dari tumbuh-tumbuhan yang rusak.
Namun begitu, Anusapati mewanti-wanti agar para perupa mengutamakan riset mendalam terkait obyek lingkungan yang akan dijadikan sebagai karya.
Sebab, melalui riset dan datalah karya-karya seni rupa bisa berbicara tentang sikap dengan jelas dan tegas.
Sementara itu, Iwan Wijono menjelaskan materi terkait pemanfaatan sampah lingkungan menjadi karya. Dirinya menyarankan agar para perupa Jepara lebih peka terhadap lingkungan dan kondisinya.
Menurutnya, alam tidak mengenal sampah, kerusakan dan bencana. Kecuali intervensi manusia yang tidak harmoni dengan mekanisme alam.
”Keindahan seni terletak pada peristiwa atau konteksnya. Seni kontekstual muncul mempertemukan pikiran publik, data ruang dan waktu di mana seni dipresentasikan,” tutur seniman sekaligus aktivis dan pekerja sosial asal Yogyakarta ini.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi