Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Jepara – Penjualan BBM di sebagian besar SPBU Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mulai lesu. Itu terjadi setelah adanya kenaikan tarif BBM.

Ketua Paguyuban SPBU Kabupaten Jepara, Chairudin Ardy menyebut, kemerosotan penjualan itu bahkan mencapai 30 persen. Masalah utamanya yaitu menurunnya daya beli masyarakat.

”Semua jenis BBM penjualan turun 30 persen. Tidak hanya yang subsidi,” kata Ardy, kepada Murianews, Rabu (7/9/2022).

Selain itu, kemungkinan sebelum kenaikan harga, masyarakat telah membeli BBM dalam jumlah banyak. BBM itu digunakan untuk stok selama beberapa hari berikutnya.

Baca: Gegara Ini, Nelayan Jepara Tak Bisa Beli Solar di SPBU

Dugaan Ardy itu bukan tanpa dasar. Pasalnya, sejak muncul isu kenaikan harga BBM, terutama pada tanggal 1 September 2022, gejolak pembelian BBM oleh masyarakat meningkat pesat.

Tetapi, setelah itu pembelian kembali normal. Namun, cenderung menurun sampai 30 persen.

Terkait dengan stok, Ardy memastikan sampai saat ini stok BBM di seluruh SPBU di Jepara dalam kondisi aman.

Setiap pagi, rata-rata SPBU memiliki stok 15 ribu kiloliter untuk semua jenis BBM. Stok ini akan bertambah sekitar 8 ribu sampai 16 ribu kiloliter pada pengiriman siang hari.”Perhitungan kami stok di atas 15 ribu kiloliter itu aman,” imbuh dia.Terpisah, Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta, meminta pengelola SPBU di Jepara menjaga persediaan BBM. Ini supaya masyarakat tidak kesulitan mendapatkan BBM.Setelah menemui petani, pengusaha UMKM, pedagang dan nelayan, Edy diminta untuk menjaga ketersediaan BBM.”Jangan sampai harga sudah naik, tapi stoknya tidak ada. Stok harus dijaga,” tegas Edy.Edy menambahkan, jika terjadi keterlambatan stok, pihaknya meminta agar langsung dikomunikasikan dengan pemerintah. Edy menyatakan kesiapannya untuk berkomunikasi dengan Pertamina atau BPH Migas. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler