1,5 Km Sawah di Bondo Jepara Kena Abrasi
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 18 Oktober 2022 13:24:02
MURIANEWS, Jepara – Hamparan sawah sepanjang 1,5 km di garis Pantai Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara terkena abrasi. Diduga, sawah milik warga itu terkena abrasi dari dampak PLTU Tanjung Jati B.
Petinggi Desa Bondo, Purwanto mengungkapkan, abrasi di Blok Kropak Bondo tersebut sedikit banyak terdampak PLTU Tanjung Jati B. Terutama sekitar tahun 2013-2014 lalu. Saat itu, ada pembangunan jeti atau pangkalan kapal kecil milik PLTU.
Purwanto menyebut, jarak antara Blok Kropak dan jeti kurang dari 1 km. Pihaknya menilai, pengerukan yang dilakukan di sekitar jeti itu mengakibatkan melorotnya pasir dan karang dari sisi lain. Termasuk dari sisi Blok Kropak.
”Mulai ada jeti baru itu, sangat cepat sekali abrasinya,” kata Purwanto, Selasa (18/10/2022).
Baca: FSPMI Jepara Sebut Pelecehan Seksual Banyak Terjadi di PabrikSebelumnya, ada tanggul yang terbuat dari bambu dan batu. Namun, tanggul itu jebol pada Mei 2022 lalu. Akibatnya, air laut naik deras ke area persawahan.
”Yang kena abrasi kurang lebih 1,5 km. Tanahnya sudah jadi lautan. Sudah ratusan meter. Kurang lebih 150-200 meter tergenang air. Tapi kalau rob, air naik bisa sampai ke ratusan hektare sawah. Yang biasanya tidak pernah,” jelas dia.
”Yang kena abrasi kurang lebih 1,5 km. Tanahnya sudah jadi lautan. Sudah ratusan meter. Kurang lebih 150-200 meter tergenang air. Tapi kalau rob, air naik bisa sampai ke ratusan hektare sawah. Yang biasanya tidak pernah,” jelas dia.Akibat tanggul jebol, para petani tak bisa bercocok tanam. Padahal, biasanya lahan itu mereka tananami padi, jagung atau umbi-umbian.Terkait hal itu, Purwanto mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak PLTU berkali-kali. Namun, sampai kini belum ada penyelesaian yang jelas. Rencananya, besok pagi dia diundang PLTU untuk berbicara tentang masalah abrasi Blok Kropak itu.”Responnya (PLTU, red) begitu-begitu saja. Nanti nunggu komunikasi dengan Si A, Si B, Si C. Selalu begitu,” imbuhnya.Purwanto berharap, masalah abrasi ini harus segera dituntaskan. Sebab, karena ratusan hektare sawah yang tergenang air laut itu mengakibatkan para petani tak bisa makan dari sawahnya. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_325622" align="alignleft" width="1276"]

Jajaran Pemkab Jepara meninjau kondisi Blok Kropak Bondo yang terkena abrasi. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Hamparan sawah sepanjang 1,5 km di garis Pantai Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara terkena abrasi. Diduga, sawah milik warga itu terkena abrasi dari dampak PLTU Tanjung Jati B.
Petinggi Desa Bondo, Purwanto mengungkapkan, abrasi di Blok Kropak Bondo tersebut sedikit banyak terdampak PLTU Tanjung Jati B. Terutama sekitar tahun 2013-2014 lalu. Saat itu, ada pembangunan jeti atau pangkalan kapal kecil milik PLTU.
Purwanto menyebut, jarak antara Blok Kropak dan jeti kurang dari 1 km. Pihaknya menilai, pengerukan yang dilakukan di sekitar jeti itu mengakibatkan melorotnya pasir dan karang dari sisi lain. Termasuk dari sisi Blok Kropak.
”Mulai ada jeti baru itu, sangat cepat sekali abrasinya,” kata Purwanto, Selasa (18/10/2022).
Baca: FSPMI Jepara Sebut Pelecehan Seksual Banyak Terjadi di Pabrik
Sebelumnya, ada tanggul yang terbuat dari bambu dan batu. Namun, tanggul itu jebol pada Mei 2022 lalu. Akibatnya, air laut naik deras ke area persawahan.
”Yang kena abrasi kurang lebih 1,5 km. Tanahnya sudah jadi lautan. Sudah ratusan meter. Kurang lebih 150-200 meter tergenang air. Tapi kalau rob, air naik bisa sampai ke ratusan hektare sawah. Yang biasanya tidak pernah,” jelas dia.
Akibat tanggul jebol, para petani tak bisa bercocok tanam. Padahal, biasanya lahan itu mereka tananami padi, jagung atau umbi-umbian.
Terkait hal itu, Purwanto mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak PLTU berkali-kali. Namun, sampai kini belum ada penyelesaian yang jelas. Rencananya, besok pagi dia diundang PLTU untuk berbicara tentang masalah abrasi Blok Kropak itu.
”Responnya (PLTU, red) begitu-begitu saja. Nanti nunggu komunikasi dengan Si A, Si B, Si C. Selalu begitu,” imbuhnya.
Purwanto berharap, masalah abrasi ini harus segera dituntaskan. Sebab, karena ratusan hektare sawah yang tergenang air laut itu mengakibatkan para petani tak bisa makan dari sawahnya.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi