Marak Tambak Udang Ilegal, Warga Karimunjawa Jepara: Alam Makin Hancur
Faqih Mansur Hidayat
Rabu, 19 Oktober 2022 13:14:18
MURIANEWS, Jepara – Kemunculan tambak udang ilegal di Karimunjawa, Kabupaten Jepara juga membuat resah sebagian warga setempat. Ada sejumlah kekhawatiran dari mereka.
Salah satunya adalah Bambang Zakaria. Ia adalah salah satu koordinator warga yang menolak keberadaan tambak udang ilegal sejak munculnya sekitar 2018 lalu.
”Kami resah. Alam kami semakin hancur,” kata pria dengan sapaan Jack asal Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa itu saat diskusi film di Tahunan Jepara, Selasa (18/10/2022) malam.
Pembuangan limbah tambak yang awur-awuran itu, lanjut dia, sudah merusak lingkungan dan ekosistemnya.
Berdasarkan hasil uji laboratorium sampel Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa, limbah tambak udang itu merupakan limbah organik.
Baca: Tambak Udang Ilegal Ancam Kelestarian Karimunjawa JeparaLimbah tersebut mengandung nitrogen, fosfat dan zat lainnya yang melebihi baku mutu. Keberadaan limbah tersebut membuat alga semakin subur.
Saat ini, sebagian wilayah laut di sekitar tambak udang sudah muncul alga dalam jumlah banyak. Jika alga semakin subur, itu membuat terumbu karang tak bisa bernapas.
”Bahkan cacing sudah pada mati. Sangat mengerikan dampaknya,” ungkap Jack.Jack mengemukakan, petani rumput laut juga semakin sulit menghadapi dampak limbah tambak udang. Sebelum ada tambak, para petani bisa panen sekitar 15-20 ton rumput laut sekali panen.Tapi sekarang, lanjutnya, panen 1 kuintal saja sudah dianggap bagus. Akhirnya, tak sedikit petani meninggalkan budi daya rumput laut.Pada sektor pariwisata, Jack mengaku sangat terpukul. Dia adalah salah satu pegiat wisata Karimunjawa yang terdampak tambak udang.Pasalnya, limbah yang dibuang ke laut sangat merusak ekosistem. Padahal, pemandangan ekosistem itulah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.”Dulu visualnya
ijo royo-royo. Sekarang berubah. Baunya menyengat. Udang busuk, kotoran, lintah mati. Sekampung itu baunya. Banyak wisatawan yang kecewa dan protes dengan kondisi Karimunjawa saat ini,” tandas Jack. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_325903" align="alignleft" width="2560"]

Foto udara kondisi tambak udang di Karimunjawa. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Kemunculan tambak udang ilegal di Karimunjawa, Kabupaten Jepara juga membuat resah sebagian warga setempat. Ada sejumlah kekhawatiran dari mereka.
Salah satunya adalah Bambang Zakaria. Ia adalah salah satu koordinator warga yang menolak keberadaan tambak udang ilegal sejak munculnya sekitar 2018 lalu.
”Kami resah. Alam kami semakin hancur,” kata pria dengan sapaan Jack asal Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa itu saat diskusi film di Tahunan Jepara, Selasa (18/10/2022) malam.
Pembuangan limbah tambak yang awur-awuran itu, lanjut dia, sudah merusak lingkungan dan ekosistemnya.
Berdasarkan hasil uji laboratorium sampel Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa, limbah tambak udang itu merupakan limbah organik.
Baca: Tambak Udang Ilegal Ancam Kelestarian Karimunjawa Jepara
Limbah tersebut mengandung nitrogen, fosfat dan zat lainnya yang melebihi baku mutu. Keberadaan limbah tersebut membuat alga semakin subur.
Saat ini, sebagian wilayah laut di sekitar tambak udang sudah muncul alga dalam jumlah banyak. Jika alga semakin subur, itu membuat terumbu karang tak bisa bernapas.
”Bahkan cacing sudah pada mati. Sangat mengerikan dampaknya,” ungkap Jack.
Jack mengemukakan, petani rumput laut juga semakin sulit menghadapi dampak limbah tambak udang. Sebelum ada tambak, para petani bisa panen sekitar 15-20 ton rumput laut sekali panen.
Tapi sekarang, lanjutnya, panen 1 kuintal saja sudah dianggap bagus. Akhirnya, tak sedikit petani meninggalkan budi daya rumput laut.
Pada sektor pariwisata, Jack mengaku sangat terpukul. Dia adalah salah satu pegiat wisata Karimunjawa yang terdampak tambak udang.
Pasalnya, limbah yang dibuang ke laut sangat merusak ekosistem. Padahal, pemandangan ekosistem itulah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.
”Dulu visualnya
ijo royo-royo. Sekarang berubah. Baunya menyengat. Udang busuk, kotoran, lintah mati. Sekampung itu baunya. Banyak wisatawan yang kecewa dan protes dengan kondisi Karimunjawa saat ini,” tandas Jack.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi