– Debat antarcalon kepala desa dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Jepara ditiadakan. Tensi politik yang tinggi jadi alasan peniadaan agenda itu.
Sekertaris Daerah (Sekda) Jepara, Edy Sujatmiko menjelaskan, pelaksanaan debat terbuka dinilai membuat tensi politik semakin meningkat. Jika dipaksa debat terbuka, dikhawatirkan gesekan antarpendukung calon semakin memanas.
”Apalagi di tingkat Pilkades yang kedekatan antarcalon kades dan pendukung sangat erat. Hal-hal tidak diinginkan bisa saja terjadi,” jelas Edy, Selasa (25/10/2022).
Edy Sujatmiko menilai debat terbuka di Pilakdes bisa diselenggarakan jika masyarakat sudah memiliki pendidikan politik yang matang.
Sementara itu, Kabid Bina Pemerintah Desa pad Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kabupaten Jepara, Muh Taufik menyatakan, Pemkab Jepara mengutakaman kondusifitas wilayah, kerukunan, dan kegotongroyongan masyarakat di tengah Pilkades.
”Jangan sampai hanya gara-gara debat terbuka calon Pilpet ini masyarakat jadi gesekan,” kata dia.Taufik berpendapat, penyelenggaraan debat terbuka antarcalon harus melihat kondisi masyarakat dan tingkat pendidikan politiknya.Untuk saat ini, kata dia, kedewasaan berpolitik masyarakat masih perlu ditingkatkan. Pasalnya kedekatan emosional antaracalon kades dan warga sangat tinggi. Hal ini menunjukkan potensi gesekan antarpendukung juga tinggi.”Untuk sementara regulasinya belum ada untuk debat terbuka (Pilkades),” tandasnya. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_327484" align="alignleft" width="1280"]

Alat peraga kampanye Pilkades di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo. (Murianews/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Debat antarcalon kepala desa dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Jepara ditiadakan. Tensi politik yang tinggi jadi alasan peniadaan agenda itu.
Sekertaris Daerah (Sekda) Jepara, Edy Sujatmiko menjelaskan, pelaksanaan debat terbuka dinilai membuat tensi politik semakin meningkat. Jika dipaksa debat terbuka, dikhawatirkan gesekan antarpendukung calon semakin memanas.
”Apalagi di tingkat Pilkades yang kedekatan antarcalon kades dan pendukung sangat erat. Hal-hal tidak diinginkan bisa saja terjadi,” jelas Edy, Selasa (25/10/2022).
Edy Sujatmiko menilai debat terbuka di Pilakdes bisa diselenggarakan jika masyarakat sudah memiliki pendidikan politik yang matang.
Baca: Soal Kerawanan Konflik Pilkades, Begini Klaim Dinsospermasdes Jepara
Sementara itu, Kabid Bina Pemerintah Desa pad Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kabupaten Jepara, Muh Taufik menyatakan, Pemkab Jepara mengutakaman kondusifitas wilayah, kerukunan, dan kegotongroyongan masyarakat di tengah Pilkades.
”Jangan sampai hanya gara-gara debat terbuka calon Pilpet ini masyarakat jadi gesekan,” kata dia.
Taufik berpendapat, penyelenggaraan debat terbuka antarcalon harus melihat kondisi masyarakat dan tingkat pendidikan politiknya.
Untuk saat ini, kata dia, kedewasaan berpolitik masyarakat masih perlu ditingkatkan. Pasalnya kedekatan emosional antaracalon kades dan warga sangat tinggi. Hal ini menunjukkan potensi gesekan antarpendukung juga tinggi.
”Untuk sementara regulasinya belum ada untuk debat terbuka (Pilkades),” tandasnya.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi