Dirundung Konflik, Operasional RSI Sultan Hadlirin Jepara Terancam
Faqih Mansur Hidayat
Rabu, 2 November 2022 18:08:24
Semenjak muncul kepengurusan baru pada Yayasan RSI Sultan Hadlirin, aktivitas keuangan di rumah sakit terganggu. Pasalnya, pengurus baru melayangkan surat kepada sejumlah mitra rumah sakit.
’’Pihak bank diberi surat soal masalah ini sehingga kami tidak bisa melakukan transaksi,’’ kata Deni Fatmi, Kasubag Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, RSI Sultan Hadlirin Jepara, Rabu (2/11/2022).
Deni menyebut ada tiga bank mitra yang kini tak bisa melayani transaksi dari RSI Sultan Hadlirin Jepara, yaitu BNI, BSI dan Bank Jateng.
Baca: Konflik Dualisme Selimuti Kepengurusan RSI Sultan Hadlirin JeparaDeni menjelaskan, lewat bank BNI, pihak rumah sakit biasa melakukan transaksi gaji untuk karyawan. Pada bank BSI untuk klaim BPJS. Sedangkan pada Bank Jateng, digunakan untuk klaim pembayaran pasien rawat inap yang dibiayai oleh Pemda Jepara.
Selama akses pada tiga bank itu tertutup, lanjut Deni, pihak rumah sakit melakukan transaksi secara manual.
Untuk keperluan operasional, pihaknya menggunakan dana cash yang masih tersimpan. Seperti pada November lalu, gaji karyawan diberikan secara tunai.
’’Kami ketar-ketir. Tidak bisa berbuat apapun,’’ ungkap Deni.
Deni mengungkapkan, dana cash yang dicadangkan kian menipis tiap harinya. Pihak rumah sakit tak bisa menjawab bila nanti uang tersebut habis. Langkah yang akan diambil apa?
’’Uang cash yang tersedia hanya cukup untuk keperluan selama dua minggu,’’ jelas Deni.
Sejauh ini, kata dia, pelayanan masih dilakukan secara normal. Pihak rumah sakit tidak menunjukkan gelagat apapun pada masyarakat bahwa mereka tengah dirundung masalah besar.Sementara itu, Direktur RSI Sultan Hadlirin Jepara, Gunawan, menegaskan dirinya menolak untuk diberhentikan dari jabatannya. Alasannya, dia tak merasa punya masalah apapun. Di sisi lain, masa jabatannya masih berlangsung sampai tahun 2024 mendatang.Penolakan Gunawan didukung oleh 360 karyawan rumah sakit. Itu masih ditambah dengan sejumlah karyawan atau dokter yang bukan menjadi karyawan tetap.’’Mereka membubuhkan tanda tangan untuk menolak kepengurusan baru dan pemberhentian saya menjadi direktur,’’ tegas Gunawan.Saat pengurus yayasan baru memberhentikan Gunawan, nama Rina Turisnani diangkat sebagi Plt Direktur RSI Sultan Hadlirin Jepara.Namun, melalui surat tertulis tertanggal 26 Oktober 2022 lalu, Rina menolak penunjukan dirinya menjadi direktur menggantikan Gunawan.Dalam surat bermaterai itu, Rina beralasan manajemen RSI Sultan Hadlirin Jepara sampai saat ini berjalan dengan baik.Gunawan berharap, kasus ini segera berakhir sehingga rumah sakit bisa melayani masyarakat seperti sedia kala. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Jepara – Konflik dualisme kepengurusan di tubuh RSI Sultan Hadlirin Jepara dikhawatirkan berdampak pada operasional rumah sakit. Bahkan, konflik itu dinilai bisa menghentikan aktivitas pelayanan kepada masyarakat.
Semenjak muncul kepengurusan baru pada Yayasan RSI Sultan Hadlirin, aktivitas keuangan di rumah sakit terganggu. Pasalnya, pengurus baru melayangkan surat kepada sejumlah mitra rumah sakit.
’’Pihak bank diberi surat soal masalah ini sehingga kami tidak bisa melakukan transaksi,’’ kata Deni Fatmi, Kasubag Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, RSI Sultan Hadlirin Jepara, Rabu (2/11/2022).
Deni menyebut ada tiga bank mitra yang kini tak bisa melayani transaksi dari RSI Sultan Hadlirin Jepara, yaitu BNI, BSI dan Bank Jateng.
Baca: Konflik Dualisme Selimuti Kepengurusan RSI Sultan Hadlirin Jepara
Deni menjelaskan, lewat bank BNI, pihak rumah sakit biasa melakukan transaksi gaji untuk karyawan. Pada bank BSI untuk klaim BPJS. Sedangkan pada Bank Jateng, digunakan untuk klaim pembayaran pasien rawat inap yang dibiayai oleh Pemda Jepara.
Selama akses pada tiga bank itu tertutup, lanjut Deni, pihak rumah sakit melakukan transaksi secara manual.
Untuk keperluan operasional, pihaknya menggunakan dana cash yang masih tersimpan. Seperti pada November lalu, gaji karyawan diberikan secara tunai.
’’Kami ketar-ketir. Tidak bisa berbuat apapun,’’ ungkap Deni.
Deni mengungkapkan, dana cash yang dicadangkan kian menipis tiap harinya. Pihak rumah sakit tak bisa menjawab bila nanti uang tersebut habis. Langkah yang akan diambil apa?
’’Uang cash yang tersedia hanya cukup untuk keperluan selama dua minggu,’’ jelas Deni.
Sejauh ini, kata dia, pelayanan masih dilakukan secara normal. Pihak rumah sakit tidak menunjukkan gelagat apapun pada masyarakat bahwa mereka tengah dirundung masalah besar.
Sementara itu, Direktur RSI Sultan Hadlirin Jepara, Gunawan, menegaskan dirinya menolak untuk diberhentikan dari jabatannya. Alasannya, dia tak merasa punya masalah apapun. Di sisi lain, masa jabatannya masih berlangsung sampai tahun 2024 mendatang.
Penolakan Gunawan didukung oleh 360 karyawan rumah sakit. Itu masih ditambah dengan sejumlah karyawan atau dokter yang bukan menjadi karyawan tetap.
’’Mereka membubuhkan tanda tangan untuk menolak kepengurusan baru dan pemberhentian saya menjadi direktur,’’ tegas Gunawan.
Saat pengurus yayasan baru memberhentikan Gunawan, nama Rina Turisnani diangkat sebagi Plt Direktur RSI Sultan Hadlirin Jepara.
Namun, melalui surat tertulis tertanggal 26 Oktober 2022 lalu, Rina menolak penunjukan dirinya menjadi direktur menggantikan Gunawan.
Dalam surat bermaterai itu, Rina beralasan manajemen RSI Sultan Hadlirin Jepara sampai saat ini berjalan dengan baik.
Gunawan berharap, kasus ini segera berakhir sehingga rumah sakit bisa melayani masyarakat seperti sedia kala.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi