Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengatakan, pihaknya memerintahkan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jepara untuk menuntaskan masalah tersebut.
’’Saya harap, 2024 nanti, Jepara bebas stunting. Semoga para dokter bisa mengentaskannya,’’ kata Edy, Rabu (9/11/2022).
Dijelaskan, penanganan stunting di Kabupaten Jepara melibatkan 314 dokter dan 50 dokter spesialis. Seperti hari ini, dalam rangka HUT IDI dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Kecamatan Bangsri, IDI mengawali intervensi pada 17 balita yang mengalami stunting.
’’Gerakan ini harus cepat dan serius. Tidak boleh setengah-setengah,’’ tegas Edy.
Sementara itu, Ketua IDI Kabupaten Jepara, Edwin Tohaga mengatakan, balita yang mengalami stunting mesti ditangani secara spesifik. Dengan kata lain, penanganannya tidak hanya di internal keluarga, tetapi juga lingkungan masyarakat dengan campur tangan pemerintah.Edwin mengatakan, IDI Jepara juga melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan bahan pangan lokal. PMT itu disampaikan melalui kader Posyandu.Pihaknya menyebut, program tersebut dilakukan selama enam bulan berturut-turut. Setiap bulan dievaluasi. ’’Penanganan stunting ini tugas bersama. Harus kita tuntaskan bersama,’’ kata dia. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Jepara – Sebanyak tujuh ribu balita di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mengalami stunting. Dari jumlah itu, baru 30 persen di antaranya yang sudah tertangani.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengatakan, pihaknya memerintahkan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jepara untuk menuntaskan masalah tersebut.
’’Saya harap, 2024 nanti, Jepara bebas stunting. Semoga para dokter bisa mengentaskannya,’’ kata Edy, Rabu (9/11/2022).
Dijelaskan, penanganan stunting di Kabupaten Jepara melibatkan 314 dokter dan 50 dokter spesialis. Seperti hari ini, dalam rangka HUT IDI dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Kecamatan Bangsri, IDI mengawali intervensi pada 17 balita yang mengalami stunting.
’’Gerakan ini harus cepat dan serius. Tidak boleh setengah-setengah,’’ tegas Edy.
Baca: Gerhana Bulan Total di Jepara Tertutup Mendung
Sementara itu, Ketua IDI Kabupaten Jepara, Edwin Tohaga mengatakan, balita yang mengalami stunting mesti ditangani secara spesifik. Dengan kata lain, penanganannya tidak hanya di internal keluarga, tetapi juga lingkungan masyarakat dengan campur tangan pemerintah.
Edwin mengatakan, IDI Jepara juga melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan bahan pangan lokal. PMT itu disampaikan melalui kader Posyandu.
Pihaknya menyebut, program tersebut dilakukan selama enam bulan berturut-turut. Setiap bulan dievaluasi. ’’Penanganan stunting ini tugas bersama. Harus kita tuntaskan bersama,’’ kata dia.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi