Rabu, 19 November 2025


Petinggi Desa Dorang, Arif Supratiknyo mengatakan, air dari Sungai SWD yang melintasi desa mulai melimpas, Minggu (1/1/2023).

Namun, saat itu baru masuk ke area persawahan dan belum menggenangi area permukiman warga. Akibatnya, padi yang masih muda terendam.

’’Area sawah yang terendam seluas 150 hektare. Sekarang mulai melimpas ke perkampungan,’’ kata Arif, Selasa (3/1/2023).

Arif menyampaikan, air mulai melimpas ke area jalan kampung mulai semalam. Lalu pada siang tadi, air naik ke permukiman warga. Di jalan, kedalaman air mencapai 30-50 sentimeter.

’’Ada dua RW. RW 1 dan RW 2 yang mulai terkena limpasan. Sementara masih rendah airnya,’’ jelas dia.

Baca: Santri di Jepara yang Hanyut Masih Belum Ditemukan

Meski air sudah naik ke permukiman, lanjut Arif, warga masih belum mau mengungsi. Namun, pihaknya tetap merencanakan untuk mendirikan tempat pengungsian dan dapur umum di Balai Desa Dorang.

Arif mengungkapkan, Dorang memang menjadi langganan banjir akibat limpasan air dari Sungai SWD 1. Menurutnya, jumlah pintu pembuangan air menuju Sungai SWD 2 sudah tak proporsional.
Arif mengungkapkan, Dorang memang menjadi langganan banjir akibat limpasan air dari Sungai SWD 1. Menurutnya, jumlah pintu pembuangan air menuju Sungai SWD 2 sudah tak proporsional.Sebab, jumlah pintu pembuangan itu hanya satu. Akibatnya, saat debit meningkat di musim penghujan, air akan melimpas.Area persawahan menjadi yang kali pertama terdampak akibat limpasan itu. Setelah sawah tak mampu menahan debit air, maka air naik ke permukiman warga.’’Kami harap segera dibangun pintu pembuangan air lagi. Supaya air masuk dan keluar bisa cepat. Kami juga perlu pompa air,’’ ungkap Arif.Selain itu, kata dia, limpasan air juga disebabkan banyaknya enceng gondok yang berada di bawah jembatan Sungai SWD 1. Akibatnya, air sulit mengalir dan naik ke sawah.Pagi tadi, aparat desa bersama warga membersihkan enceng gondok dan sampah tersebut. ’’Sementara kami masih memantau debit sungai. Semoga segera surut,’’ pungkas Arif. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler