Jumat, 21 November 2025


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Nur Cholis mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, angka stunting harus terus ditekan.

’’Akhir 2022 lalu kita turun menjadi 18 persen. Atau masih ada 7257 anak,’’ kata Cholis, Jumat (27/1/2023).

Pendataan stunting sendiri menggunakan dua metode, yakni Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).

Dari dua metode itu ada perbedaan data. Di mana, berdasarkan SSGI, angka Stunting di Jepara mencapai 18 persen. Sedangkan, berdasarkan EPPGBM, angka stunting menunjukkan 11,87 persen.

Baca: Biaya Haji Diusulkan Naik, Pendaftar di Jepara Tetap Meningkat

Jumlah balita yang dijadikan contoh pada SSGI sebanyak 600 jiwa. Kemudian bayi yang tercatat pada EPPGBM sebanyak 60.891 jiwa.

’’Kalau menurut EPPGBM tahun 2022 ada 7257 balita stunting. Saat ini Kabupaten Jepara menempati peringkat 12 di Jawa Tengah,’’ jelas Cholis.Dalam menekan angka stunting, kata Cholis, Pemkab Jepara harus menerapkan program yang saling terintegrasi. Itu seperti edukasi pentingnya pemenuhan gizi pada remaja putri usia 10-18 tahun.Pada usia itu memang sangat penting menjaga gizi supaya tubuh siap jika nanti di usia siap menikah akan menghadapi kehamilan.Selain itu, ibu-ibu hamil juga penting diberikan makanan tambahan yang bergizi. Terutama ibu hamil yang usianya masih muda. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler