Rabu, 19 November 2025


Ia dievakuasi menuju Puskesmas Karimunjawa menggunakan kapal nelayan. Kondisinya pun sudah mengalami pendarahan.

Dalam sebuah foto yang diterima Murianews, Siti Khaidah terlihat meringis kesakitan. Tubuhnya hanya dibalut sarung. Dia dibaringkan di atas papan sebuah kapal nelayan.

Seorang perawat terlihat memegang infus. Sedangkan beberapa ibu lainnya memegangi tubuh Khaidah. Lalu beberapa laki-laki mengatur kapal supaya cepat melaju.

Baca: Dinsospermades Jepara Diusulkan Dipecah, Ini Respon Kepala Dinasnya

Petinggi Desa Parang, Zainal Arifin menceritakan, Khaidah merasa akan melahirkan tadi malam, (15/2/2003). Rencananya, perempuan 40 tahun itu dirujuk ke Puskesmas Karimunjawa saat itu juga.

’’Namun kondisi cuaca di perairan hujan disertai angin kencang,’’ kata Zainal, Kamis (16/2/2023).

Pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB, Khaidah dibawa ke Puskesmas Karimunjawa. Jarak tempuhnya sekitar dua jam. Sebelumnya, Khaidah sudah disarankan perawat agar melahirkan di Puskesmas Karimunjawa atau rumah sakit di Jepara.

“Tapi karena terkendala pembiayaan hidup (makan dan lain-lain, red) di sana,’’ ungkap dia.

Karena itu, ia memilih bertahan di Pulau Parang. Di sisi lain, fasilitas kesehatan di Parang hanya ada puskesmas pembantu. Pada saat itu juga, bidan desa sedang di Jepara. Jadi, hanya ada perawat.

Zaenal mengatakan, evakuasi ibu melahirkan dengan kapal nelayan merupakan hal lumrah bagi masyarakat setempat. Karena memang tak ada alternatif transportasi lain.Untuk itu, pihaknya meminta pemkab Jepara memperhatikan nasib mereka. Bukan hanya bagi warga Pulau Parang. Tetapi juga warga Pulau Nyamuk dan Genting.’’Kami mohon Parang dan Nyamuk ada Puskesmas juga. Walaupun nantinya dokternya rolling. Paling tidak, puskesmas kan memiliki peralatan memadai dan penanganannya maksimal,’’ harapnya.Terpisah, Kepapa Puskesmas Karimunjawa Suhadi menyatakan, Khaidah berhasil melahirkan dengan selamat. Bayi perempuannya memiliki berat 3,5 kilogram.’’Alhamdulillah selamat keduanya. Tapi karena ada pendarahan, Khaidah kami rawat dengan intensif,’’ ungkap Suhadi.Senada dengan Zainal, ibu yang mau melahirkan diantar kapal nelayan ke puskesmas sudah lumrah bagi warga kepualaun. Hal itu karena tidak pilihan transportasi lain.’’Jika ada kegawatan ditangani di sana. Distabilisasi dulu. Baru dirujuk,’’ pungkas Suhadi. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler