Rabu, 19 November 2025


Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Mudhofir mengatakan, virus LSD itu menyebar di Kecamatan Batealit, Kedung, Kembang, Pakis Aji, Tahunan, Bangsri, Keling dan Jepara.

’’LSD semakin menyebar karena distribusi ternak. Selain itu, virus ini dibawa vektor sehingga bisa menular ke tempat lain,’’ terang Mudhofir, Jumat (17/2/2023).

Baca: Ambulans Laut di Karimunjawa Jepara Dikeluhkan, Ini Respon Dinkes Jateng

Pihaknya menjelaskan, dari 26 kasus yang terdata, baru tiga ekor yang dinyatakan positif berdasarkan hasil uji Laboratotium Kesehatan Hewan Yogyakarta. Meski begitu, 23 sapi lainnya tersebut sudah menunjukkan ciri-ciri mirip LSD.

Sampel yang diambil itu berasal dari Desa Bugel Kecamatan Kedung, Desa Pendem, Kecamatan Kembang, dan di Desa Batealit, Kecamatan Batealit.

’’Di Desa Batealit merupakan ternak hasil bantuan yang dibeli sendiri oleh kelompok ternak,’’ ungkap Mudhofir.Sebanyak 26 ekor sapi tersebut kini dalam perawatan dan karantina pemiliknya. Sampai saat ini belum ada yang dinyatakan sembuh. Sapi-sapi masih mengalami bentol-bentol pada kulit dan merata di tubuh.’’Sapi-sapi yang terjangkit LSD harus dipisahkan, kemudian dijaga sanitasi dan kebersihannya, sehingga lalat vektor ini tidak datang dan tidak menyebarkan virus ke ternak lain,’’ kata Mudhofir. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler