Petugas Pantarlih di Jepara Dibacok saat Bertugas
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 25 Februari 2023 09:35:31
Komisioner KPU Kabupaten Jepara, Muhammadun menjelaskan, petugas pantarlih yang jadi korban pembacokan diketahui bernama Muhammad Nurfuad. Peristiwa terjadi Kamis (23/2/2023).
Saat itu, Fuad sedang bertugas melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) di TPS 27. Tepatnya di RT 5 RW 6 Dukuh Sekuping, Desa Tubanan, Kecamatan Kembang.
Mulanya, Fuad hendak masuk di sebuah rumah dan mengucapkan salam sebanyak tiga kali. Namun, yang keluar justru anak kecil dan dibukakan pintu. Kemudian, anak kecil itu memberitahu di belakang Fuad ada seorang pria membawa arit ke arahnya.
Baca: Banjir, 30 Hektare Padi di Sowan Lor Jepara Terancam Gagal Panen“Fuad segera masuk ke dalam rumah dan menutup rapat pintu kupu tarung (pintu yang memiliki dua daun pintu, red). Tapi tidak bisa dikunci,’’ kata Muhammadun, Sabtu (25/2/2023).
Kemudian, orang tersebut mendorong pintu sekuat tenaga. Dari dalam, Fuad juga mendorong pintu. Ternyata, di dalam rumah tersebut ada dua anak kecil dan dua perempuan.
Saat dorong mendorong itu, ada satu celah di antara dua daun pintu itu yang dimanfaatkan orang tersebut untuk memasukkan arit. Arit tersebut lalu mengenai tangan Fuad. Karena berdarah banyak, kemudian pintu tersebut ditahan dengan kursi.
Setelah berhasil menutup pintu, Fuad sempat menanyakan posisi pintu dapur. Dia ingin keluar rumah mencari pertolongan. Empat rumah kebetulan kosong. Lalu di rumah ke lima baru mendapati warga untuk dimintai pertolongan.
Setelah berhasil menutup pintu, Fuad sempat menanyakan posisi pintu dapur. Dia ingin keluar rumah mencari pertolongan. Empat rumah kebetulan kosong. Lalu di rumah ke lima baru mendapati warga untuk dimintai pertolongan.Saat Fuad bersembunyi di rumah itu, ternyata orang yang membawa arit itu melihatnya. Orang itu berupaya mengejar Fuad. Beruntung, pemilik rumah persembunyian itu menghadangnya.’’Akibatnya tangan Nurfuad berdarah dan langsung seketika dibawa ke mantri desa dan dijahit. Ada tujuh jahitan,’’ ungkap Muhammadun.Setelah berhasil diamankan warga, orang pembawa arit tersebut diserahkan ke pihak berwajib.’’Orang itu disinyalir ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa, red). Ternyata memang punya riwayat yang labil. Dan pernah beberapa kali seperti itu kepada orang lain,’’ jelas Muhammadun.Setelah menderita luka tersebut, Muhammadun menyarankan agar Fuad beristirahat terlebih dulu. Namun, Fuad mengaku hanya butuh beberapa hari untuk pemulihan. Fuad sendiri sudah melakukan coklit di 80 rumah. Kini tersisa antara 30 hingga 40 rumah. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Jepara – Seorang petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dibacok warga saat bertugas. Beruntung, korban hanya mendapatkan luka di tangannya.
Komisioner KPU Kabupaten Jepara, Muhammadun menjelaskan, petugas pantarlih yang jadi korban pembacokan diketahui bernama Muhammad Nurfuad. Peristiwa terjadi Kamis (23/2/2023).
Saat itu, Fuad sedang bertugas melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) di TPS 27. Tepatnya di RT 5 RW 6 Dukuh Sekuping, Desa Tubanan, Kecamatan Kembang.
Mulanya, Fuad hendak masuk di sebuah rumah dan mengucapkan salam sebanyak tiga kali. Namun, yang keluar justru anak kecil dan dibukakan pintu. Kemudian, anak kecil itu memberitahu di belakang Fuad ada seorang pria membawa arit ke arahnya.
Baca: Banjir, 30 Hektare Padi di Sowan Lor Jepara Terancam Gagal Panen
“Fuad segera masuk ke dalam rumah dan menutup rapat pintu kupu tarung (pintu yang memiliki dua daun pintu, red). Tapi tidak bisa dikunci,’’ kata Muhammadun, Sabtu (25/2/2023).
Kemudian, orang tersebut mendorong pintu sekuat tenaga. Dari dalam, Fuad juga mendorong pintu. Ternyata, di dalam rumah tersebut ada dua anak kecil dan dua perempuan.
Saat dorong mendorong itu, ada satu celah di antara dua daun pintu itu yang dimanfaatkan orang tersebut untuk memasukkan arit. Arit tersebut lalu mengenai tangan Fuad. Karena berdarah banyak, kemudian pintu tersebut ditahan dengan kursi.
Setelah berhasil menutup pintu, Fuad sempat menanyakan posisi pintu dapur. Dia ingin keluar rumah mencari pertolongan. Empat rumah kebetulan kosong. Lalu di rumah ke lima baru mendapati warga untuk dimintai pertolongan.
Saat Fuad bersembunyi di rumah itu, ternyata orang yang membawa arit itu melihatnya. Orang itu berupaya mengejar Fuad. Beruntung, pemilik rumah persembunyian itu menghadangnya.
’’Akibatnya tangan Nurfuad berdarah dan langsung seketika dibawa ke mantri desa dan dijahit. Ada tujuh jahitan,’’ ungkap Muhammadun.
Setelah berhasil diamankan warga, orang pembawa arit tersebut diserahkan ke pihak berwajib.
’’Orang itu disinyalir ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa, red). Ternyata memang punya riwayat yang labil. Dan pernah beberapa kali seperti itu kepada orang lain,’’ jelas Muhammadun.
Setelah menderita luka tersebut, Muhammadun menyarankan agar Fuad beristirahat terlebih dulu. Namun, Fuad mengaku hanya butuh beberapa hari untuk pemulihan. Fuad sendiri sudah melakukan coklit di 80 rumah. Kini tersisa antara 30 hingga 40 rumah.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi