Unik! Warga Pati Ini Bikin Makanan Ringan dari Pare
Lismanto
Sabtu, 17 Desember 2016 17:45:32
Di tangan Kusmianingsih (37), warga Desa Margorejo, Kecamatan Margorejo, Pati, buah pare menjadi makanan ringan kripsi yang enak. Bahkan, rasa pahit pada pare krispi buatan Ningsih menjadi lebih netral dengan berbalut rasa gurih dan renyah.
Ide membuat pare krispi berawal dari ketersediaan bahan baku pare yang melimpah dan murah di pasar tradisional. Terlebih, buah pare punya manfaat sebagai "obat" yang baik untuk kesehatan. Hal itu yang membuat Ningsih mencoba untuk berkreasi mengolah buah pare menjadi camilan siap makan.
"Saat ini, satu kilogram buah pare harganya sekitar Rp 6 ribu. Sekilo buah pare menjadi enam bungkus makanan ringan, masing-masing berisi 150 gram dengan harga Rp 12 ribu. Ini yang membuat saya tertarik untuk menciptakan produk pare krispi," ujar Ningsih, Sabtu (17/12/2016).
Menurutnya, makanan ringan berupa pare krispi di Pati belum ada. Kondisi itu dipandang sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Selain bahan baku melimpah dan murah, produk olahan makanan ringan dari buah pare belum ada di Kabupaten Pati.Saat ini, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergelut di bidang makanan ringan ini sudah menjual produk pare krispi di Pasar Pragola. Dalam sebulan, Ningsih baru bisa menjual produknya itu sekitar 150 bungkus per bulan.Rian Setianto, penikmat pare krispi asal Desa Angkatan Lor, Tambakromo, mengaku rasanya sangat enak, gurih, dan renyah. Sensasi pahit hanya sedikit melekat, setelah pare krispi dikunyah. Justru, kata dia, sensasi pahit itu yang membuatnya memiliki rasa khas dan berkarakter.
Editor : Kholistiono
Murianews, Pati - Pare selama ini dikenal masyarakat sebagai obat, karena rasanya yang sangat pahit. Sebagian masyarakat membeli pare dari pasar tradisional untuk dijadikan sebagai olahan sayur.
Di tangan Kusmianingsih (37), warga Desa Margorejo, Kecamatan Margorejo, Pati, buah pare menjadi makanan ringan kripsi yang enak. Bahkan, rasa pahit pada pare krispi buatan Ningsih menjadi lebih netral dengan berbalut rasa gurih dan renyah.
Ide membuat pare krispi berawal dari ketersediaan bahan baku pare yang melimpah dan murah di pasar tradisional. Terlebih, buah pare punya manfaat sebagai "obat" yang baik untuk kesehatan. Hal itu yang membuat Ningsih mencoba untuk berkreasi mengolah buah pare menjadi camilan siap makan.
"Saat ini, satu kilogram buah pare harganya sekitar Rp 6 ribu. Sekilo buah pare menjadi enam bungkus makanan ringan, masing-masing berisi 150 gram dengan harga Rp 12 ribu. Ini yang membuat saya tertarik untuk menciptakan produk pare krispi," ujar Ningsih, Sabtu (17/12/2016).
Menurutnya, makanan ringan berupa pare krispi di Pati belum ada. Kondisi itu dipandang sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Selain bahan baku melimpah dan murah, produk olahan makanan ringan dari buah pare belum ada di Kabupaten Pati.
Saat ini, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergelut di bidang makanan ringan ini sudah menjual produk pare krispi di Pasar Pragola. Dalam sebulan, Ningsih baru bisa menjual produknya itu sekitar 150 bungkus per bulan.
Rian Setianto, penikmat pare krispi asal Desa Angkatan Lor, Tambakromo, mengaku rasanya sangat enak, gurih, dan renyah. Sensasi pahit hanya sedikit melekat, setelah pare krispi dikunyah. Justru, kata dia, sensasi pahit itu yang membuatnya memiliki rasa khas dan berkarakter.
Editor : Kholistiono