Rabu, 19 November 2025


"Kebetulan saya sedang ada tugas di Kudus. Dapat kabar kalau ada salah satu teman yang ikut 'nyemen', sesuai koordinasi dari kantor, saya sampai di rumah duka sekitar pukul 15.15 WIB," ujar Wahyuni kepada MuriaNewsCom.

Menurutnya, tragedi Patmi menjadi potret perempuan yang berupaya memperjuangkan hak-hak asasinya. Patmi ingin memastikan bahwa lingkungan harus terjaga dengan baik untuk anak cucunya. Aksi itu sering dilakukan Patmi.

"Aksi untuk mengecor kaki sebagai suatu gambaran, jalan yang ditempuh memang seperti itu. Sebetulnya, aksi itu tidak dilakukan bila direspons pemerintah dengan baik," tuturnya.

Baca juga : Tiba di Pati, Jenazah Patmi Langsung Dikebumikan Malam HariKarena itu, ia berharap agar negara hadir dan mendengarkan suara para perempuan yang ingin lingkungannya terjaga dari eksploitasi pabrik semen. Negara diharapkan hadir sehingga tidak ada Patmi-Patmi lainnya di masa mendatang.Menurutnya, perjuangan Patmi menjadi salah satu potret perjuangan perempuan yang ingin lingkungannya tidak rusak, karena memikirkan anak cucunya di masa mendatang. "Beliau-beliau ini yakin sekali bahwa kerusakan lingkungan tidak tergantikan. Saya justru banyak belajar dari mereka akan perjuangan para perempuan," tandasnya.Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar

Terpopuler