Kamis, 20 November 2025


Makam yang sudah dipugar dengan bangunan seluas 36 meter persegi itu, merupakan makam Ki Ageng Sentono, seorang ulama besar yang disebut-sebut sebagai keturunan Sunan Muria dan Roroyono.

Tak jauh dari situ, juga ada makam Ki Ageng Kenduruan, yang juga kerap dikunjungi orang jelang pencalonan Pilkada dan Pileg. Hal itu diungkap Kepala Desa Tanjungsari, Rubai.

"Kedua makam itu kalau ada calonan pilkada, legislatif datang ke sini. Ritual dengan pakai doa-doa, serta bermalam di sini," kata Rubai, Selasa (26/9/2017).

Ada perbedaan kultur antara makam Ki Ageng Sentono dan Ki Ageng Kenduruan. Bila haul Ki Ageng Sentono dilakukan pada setiap tanggal 1 Muharram dengan acara pengajian, peringatan Ki Ageng Kenduruan justru dengan pagelaran seni tayub.

Baca : Makam Ki Ageng Sentono di Tanjungsari Pati Bikin Penasaran Peziarah Luar Daerah

Tradisi yang dilakukan penduduk setempat tersebut berlangsung bertahun-tahun dan sudah menjadi budaya. Karena itu, ada yang menyebut Ki Ageng Sentono lebih Islami, sedangkan Ki Ageng Kenduruan lebih pada Kejawen.
Tradisi yang dilakukan penduduk setempat tersebut berlangsung bertahun-tahun dan sudah menjadi budaya. Karena itu, ada yang menyebut Ki Ageng Sentono lebih Islami, sedangkan Ki Ageng Kenduruan lebih pada Kejawen.Untuk sampai di Desa Tanjungsari, pengunjung harus melewati jalan di perbukitan lereng Pegunungan Muria. Kendati akses jalan sudah sangat bagus, tetapi lebarnya terbilang sempit.Rubai berharap, eksistensi kedua makam tersebut mendapatkan perhatian dari pemerintah, untuk pelestarian cagar budaya Kabupaten Pati. Sebab, kedua makam itu kerap dikunjungi warga dari luar daerah.Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Info Muria Terkini

Terpopuler