Tak sekadar berkunjung, Yuli mengikuti pameran batik internasional di sana. Alhasil, Batik Bakaran yang ia pamerkan ludes diborong pembeli. "Saat pameran di Cina, batiknya habis diborong orang Afrika karena waktu itu Nelson Mandela suka memakai batik," ungkap Yuli, Senin (25/7/2016).
Sebelum pameran di luar negeri, Yuli biasanya mempelajari warna kesukaan di negeri tersebut. Setelah itu, ia memproduksi batik tulis sesuai dengan warna kesukaan di negara yang akan melakukan pameran.
Di Cina, misalnya. Sebagian besar penduduknya suka warna kuning dan merah. Benar saja, produk batik buatan Yuli yang berwarna merah dan kuning habis dibeli warga sana.
Selain aktif mengikuti pameran di luar negeri, Yuli mengaku sering mengikuti pameran yang digelar di berbagai daerah di Indonesia. Batik tulis khas Bakaran yang ia jual berkisar di harga Rp 100 ribu sampai Rp 2 juta.
Dalam waktu dekat, Yuli bersama dengan suaminya, Tamzis Al Anas akan berangkat ke Amerika dan Eropa dengan tujuan yang sama. Yakni, jualan batik dalam sebuah pameran internasional, sekaligus mengenalkan Batik Bakaran khas Pati sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia.
Murianews, Pati - Yuliatiwarno, pengusaha muda asal Desa Langenharjo RT 7 RW 3, Kecamatan Juwana sempat keliling dunia gara-gara produk Batik Bakaran yang ia geluti. Salah satu negara yang pernah ia kunjungi, antara lain Malaysia (2010), Singapura (2011), Cina (2013), dan Vietnam (2015).
Tak sekadar berkunjung, Yuli mengikuti pameran batik internasional di sana. Alhasil, Batik Bakaran yang ia pamerkan ludes diborong pembeli. "Saat pameran di Cina, batiknya habis diborong orang Afrika karena waktu itu Nelson Mandela suka memakai batik," ungkap Yuli, Senin (25/7/2016).
Sebelum pameran di luar negeri, Yuli biasanya mempelajari warna kesukaan di negeri tersebut. Setelah itu, ia memproduksi batik tulis sesuai dengan warna kesukaan di negara yang akan melakukan pameran.
Di Cina, misalnya. Sebagian besar penduduknya suka warna kuning dan merah. Benar saja, produk batik buatan Yuli yang berwarna merah dan kuning habis dibeli warga sana.
Selain aktif mengikuti pameran di luar negeri, Yuli mengaku sering mengikuti pameran yang digelar di berbagai daerah di Indonesia. Batik tulis khas Bakaran yang ia jual berkisar di harga Rp 100 ribu sampai Rp 2 juta.
Dalam waktu dekat, Yuli bersama dengan suaminya, Tamzis Al Anas akan berangkat ke Amerika dan Eropa dengan tujuan yang sama. Yakni, jualan batik dalam sebuah pameran internasional, sekaligus mengenalkan Batik Bakaran khas Pati sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia.
Editor : Kholistiono