Rabu, 19 November 2025

Kondisi itu diperparah dengan kondisi La Nina yang membuat petani harus berhenti memproduksi garam. Petani garam di Pati pun terancam kehilangan mata pencaharian."Saya ingat betul pada masa kejayaan garam di Pati pada 2012. Harga per kilogram mencapai Rp 1.000, sehingga petani bersemangat untuk memproduksi garam," ungkap Toni (31), petani garam asal Desa Tlogoarum, Wedarijaksa, Jumat (5/8/2016).


Karena itu, ia berharap agar pemerintah tak lagi melakukan impor garam dari luar negeri supaya petani lokal bisa kembali berjaya. Pasalnya, harga garam Rp 1.000 per kilogram pada 2012 terjadi ketika pemerintah menutup impor garam dari Australia.


"Kami berharap agar pemerintah benar-benar bisa membantu meningkatkan harga jual garam kembali. Sebab, saat ini petani garam banyak yang merugi. Produksinya sendiri sekarang sulit karena terkendala cuaca. Harga pun masih berkisar di angka Rp 300 per kilogram," tutur Toni.


 Editor : Kholistiono

 

Baca Juga

Komentar

Terpopuler