Ketua Kluster Buah Kabupaten Pati Rusdi kepada MuriaNewsCom, Jumat (12/8/2016), mengatakan, petani jeruk pamelo di Bageng awalnya memacu tanamannya menggunakan nutrisi kimia. Hasilnya luar biasa, tanaman berbuah dengan sangat lebat.
Penggunaan nutrisi kimia dilakukan, karena waktu itu permintaan pasar sangat tinggi. Tapi, keberhasilan memacu pohon berbuah lebat menggunakan nutrisi kimia ternyata berdampak buruk pada jangka panjang.
"Pada masa panen berikutnya, tanaman menjadi berbuah sangat sedikit meski sudah dipacu dengan nutrisi kimia. Bahkan, masa panen raya sering mengalami keterlambatan. Karena itu, petani pamelo saat ini memilih menggunakan pupuk kandang untuk menyuburkan tanaman," kata Rusdi.
"Pada masa panen berikutnya, tanaman menjadi berbuah sangat sedikit meski sudah dipacu dengan nutrisi kimia. Bahkan, masa panen raya sering mengalami keterlambatan. Karena itu, petani pamelo saat ini memilih menggunakan pupuk kandang untuk menyuburkan tanaman," kata Rusdi.
Berbekal pengalaman itu, para petani saat ini beralih menggunakan pupuk kandang dan membiarkan tanaman jeruk pamelo berbuah apa adanya. Kendati permintaan tinggi, para petani tidak akan menggunakan nutrisi berbahan kimia lagi untuk memacu tanaman berbuah lebat.
Editor : Kholistiono



