Dinsosnakertrans Pati Siap Bekali Mantan PSK dengan Keterampilan
Lismanto
Jumat, 7 Oktober 2016 11:00:33
Sejumlah pelatihan yang pernah dilakukan Dinsosnakertrans Pati kepada WTS, di antaranya pelatihan menjahit, rias, hingga bisnis salon kecantikan. Bekal keterampilan hidup diharapkan bisa mengentaskan WTS dari jurang prostitusi.
Dia menuturkan, keberadaan rumah esek-esek di Pati, apalagi berlokasi di perkampungan menjadi tanggung jawab kepala desa. Bila tidak bisa mengantisipasi, kewenangan kemudian diserahkan Kasi Trantib dengan penegakan dilakukan Satpol PP.
"Kalau Dinas Sosial tugasnya membina eks-WTS dengan berbagai keterampilan. Harapannya, lifeskill menjadi bekal bagi mereka untuk tidak lagi bekerja sebagai WTS. Lifeskill yang dimaksud, antara lain keterampilan menjahit, rias, salon kecantikan dan sebagainya," tutur Subawi.
Penanganan rumah esek-esek, kata Subawi, mesti melibatkan lintas sektor karena sudah ada tugas dan kewenangan masing-masing. Dinsosnakertrans sendiri memiliki tugas untuk membina WTS dengan bekal keterampilan agar tidak kembali "menjual diri".Bila eks-WTS punya bekal hidup dengan penghasilan yang layak, mereka tidak akan kembali dalam dunia prostitusi. Pada akhirnya, berkurangnya minat WTS akan mengurangi jumlah pelaku bisnis esek-esek.
Editor : Kholistiono
Murianews, Pati - Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Pati Subawi mengaku siap membekali wanita tuna susila (WTS) yang sudah keluar dari tempat prostitusi dengan keterampilan hidup (life skill). Hal itu dikatakan Subawi, Jumat (07/10/2016) pagi.
Sejumlah pelatihan yang pernah dilakukan Dinsosnakertrans Pati kepada WTS, di antaranya pelatihan menjahit, rias, hingga bisnis salon kecantikan. Bekal keterampilan hidup diharapkan bisa mengentaskan WTS dari jurang prostitusi.
Dia menuturkan, keberadaan rumah esek-esek di Pati, apalagi berlokasi di perkampungan menjadi tanggung jawab kepala desa. Bila tidak bisa mengantisipasi, kewenangan kemudian diserahkan Kasi Trantib dengan penegakan dilakukan Satpol PP.
"Kalau Dinas Sosial tugasnya membina eks-WTS dengan berbagai keterampilan. Harapannya, lifeskill menjadi bekal bagi mereka untuk tidak lagi bekerja sebagai WTS. Lifeskill yang dimaksud, antara lain keterampilan menjahit, rias, salon kecantikan dan sebagainya," tutur Subawi.
Penanganan rumah esek-esek, kata Subawi, mesti melibatkan lintas sektor karena sudah ada tugas dan kewenangan masing-masing. Dinsosnakertrans sendiri memiliki tugas untuk membina WTS dengan bekal keterampilan agar tidak kembali "menjual diri".
Bila eks-WTS punya bekal hidup dengan penghasilan yang layak, mereka tidak akan kembali dalam dunia prostitusi. Pada akhirnya, berkurangnya minat WTS akan mengurangi jumlah pelaku bisnis esek-esek.
Editor : Kholistiono