Ternyata Begini Kronologi Tumbangnya Pohon Kantil Tempat RA Kartini Merenung
Murianews
Selasa, 16 Januari 2018 19:36:36
Kepala seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jepara Pujo Prasetyo mengungkapkan, pohon tumbang pada pukul 01.00 WIB. Ketika itu, hujan deras disertai angin kencang melanda kompleks Pendapa Pemkab Jepara.
"Pohon tersebut tumbang tercerabut akarnya, dan menimpa bangunan yang digunakan sebagai kamar ajudan dan supir bupati maupun wakil bupati," ujarnya, Selasa siang.
Beruntung, saat kejadian, penghuni ruangan tersebut sedang berada di kamar mandi dan tak mengakibatkan korban jiwa.
Meskipun tumbang, namun pihak BPBD Jepara tak lantas menebang pohon tersebut. Menurutnya, pohon berdiameter 1 meter itu akan ditanam kembali di lokasi yang sama.Hal itu mengingat faktor kesejarahan dari pohon yang bernama ilmiah
magnolia alba itu."Nanti cabang-cabangnya akan kita pangkas, kemudian kita upayakan untuk ditanam kembali," tuturnya.
Editor: Supriyadi
Murianews, Jepara - Pohon Kantil yang berada di belakang Pendapa Pemkab Jepara tumbang, Selasa (16/1/2018) dini hari. Bukan sekedar pohon biasa, konon pohon tersebut merupakan tempat Pahlawan Nasional R.A. Kartini menelurkan gagasan tentang emansipasi dan wawasan tentang kebangsaan.
Kepala seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jepara Pujo Prasetyo mengungkapkan, pohon tumbang pada pukul 01.00 WIB. Ketika itu, hujan deras disertai angin kencang melanda kompleks Pendapa Pemkab Jepara.
"Pohon tersebut tumbang tercerabut akarnya, dan menimpa bangunan yang digunakan sebagai kamar ajudan dan supir bupati maupun wakil bupati," ujarnya, Selasa siang.
Beruntung, saat kejadian, penghuni ruangan tersebut sedang berada di kamar mandi dan tak mengakibatkan korban jiwa.
Meskipun tumbang, namun pihak BPBD Jepara tak lantas menebang pohon tersebut. Menurutnya, pohon berdiameter 1 meter itu akan ditanam kembali di lokasi yang sama.
Hal itu mengingat faktor kesejarahan dari pohon yang bernama ilmiah magnolia alba itu.
"Nanti cabang-cabangnya akan kita pangkas, kemudian kita upayakan untuk ditanam kembali," tuturnya.
Editor: Supriyadi