Rabu, 19 November 2025


Even tahunan ini menjadi salah satu instrumen untuk terus mengembangkan pemahaman Islam rahmatan lil alamin melalui kajian kitab kuning, yang setiap hari diajarkan di pondok pesantren (ponpes). Salah satu pesan penting dari penyelenggaraan ajang tersebut, para santri harus bisa memahami kandungan isi kitab kuning (kitab turats) untuk menjawab perkembangan zaman.

Kepala Kakankemenag, Nor Rosyid saat ditemui di Pendapa Kartini Jepara, usai menghadiri acara pembukaan MQK, pagi itu mengatakan, MQK ini ajang seleksi tingkat Kabupaten untuk mengikuti ajang serupa di tingkat provinsi dan nasional. Di tingkat kabupaten ini, para santri peserta mengikuti 10 cabang lomba, yang dibagi menjadi 10 majlis dan 3 marhalah. Di antaranya, tarikh marhalah ula, fiqih mashalah wustha, dan tafsir marhalah wustha.

“Sehingga santri-santri sekarang ini diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, yang juga tidak lepas menggali dari sumber keislaman yang dikatakan masih salafi. Termasuk kitab-kitab kuning sumber Islami yang masih relevan dengan konteks modern sekarang ini,” ujar Nor Rosyid, saat ditemui usai menghadiri acara pembukaan MQK, pagi itu.

[caption id="attachment_150483" align="alignnone" width="715"] Puluhan santri mempersiapkan diri mengikuti Musabaqoh Qiroatil Kutubs saat menunggu giliran. (Diskominfo Jepara)[/caption]
Staf ahli bupati bidang pembangunan, kemasyarkatan, dan SDM, Fadkurrozi mengatakan, ajang ini merupakan salah satu upaya untuk tetap melestasikan kajian kitab kuning di ponpes. Karena saat ini hampir di setiap ponpes proses belajar mengajar kitab kuning semakin memudar. Sehingga adanya MQK ini dapat memacu para kyai, ulama, dan santri untuk menekuni kitab kuning.“Sehingga aktualisasi ajaran dan nilai yang terkandung dalam kitab kuning dapat diimanfaatkan secara optimal bagi pengembangan pengetahuan Islam serta menjadi kontribusi positif bagi pembangunan karakter generasi muda Islam di wilayah Kabupaten Jepara,” tutur Fadkurrozi.MQK juga diharapkan dapat mendorong kecintaan para santri terharap kitab kuning, serta meningkatkan peran pesantren dalam mencetak kader ulama. MQK kali ini juga menjadi wadah bagi penguatan empat pilar kebangsaan, sesuai semangat Hari Santri Nasional (HSN) yang akan diperingati pada 22 Oktober nanti.Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar